JAKARTA. Pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan teknologi informasi di Indonesia, yang ditopang jumlah penduduk, menyebabkan negara ini menjadi pasar menarik bagi penyedia jasa teknologi. Peluang inilah yang tidak disia-siakan oleh PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), penyedia pusat data alias data centre.MLPT merupakan perusahaan layanan teknologi informasi yang telah 35 tahun melayani klien dari berbagai kalangan. Emiten ini memiliki kerjasama strategis dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka dunia, semisal Oracle, Microsoft, dan IBM.Bermodal suntikan dana segar dari hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Juli lalu senilai Rp 180 miliar, MLPT berencana terus berekspansi guna membesarkan bisnisnya. Salah satunya adalah pembangunan pusat data yang berada di Cikarang, Jawa Barat. Pusat data ini berdiri di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, diprediksi akan selesai dibangun tahun 2014.Manajemen MLPT menegaskan, perusahaannya sudah mengalokasikan dana hingga US$ 100 juta untuk aksi korporasi tersebut. "Nantinya, pusat data yang baru akan bersinergi dengan pusat data yang sudah ada saat ini," ujar Halim Mangunjodo, Direktur MLPT, awal Juli lalu, di gedung Bursa Efek Indonesia.Pembangunan pusat data tersebut dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, manajemen menghitung kebutuhan dana sebesar US$ 20 juta. Dan, untuk tahap selanjutnya, kebutuhan duitnya mencapai US$ 80 juta. Kebutuhan dananya akan ditutup dari kas internal.MLPT menyerahkan pembangunan pusat data tersebut kepada anak usaha, yakni PT Visionet International. Nantinya pusat data ini akan fokus mengembangkan layanan tier (level) 2 dan tier 3 yang banyak diisi oleh klien MLPT saat ini. Meski demikian, ke depan MLPT akan mempersiapkannya agar mampu melayani hingga teknologi tier 4.MLPT menargetkan sebagian besar pusat data tersebut diperuntukkan klien dari sektor perbankan. Rincinannya, 60% dari kapasitas pusat data untuk klien perbankan, 20% bagi perusahaan telekomunikasi. Sedangkan, sisanya, MLPT anggarkan bagi agensi pemerintah serta usaha kecil dan menengah (UKM).Permintaan sektor bankManajemen MLPT menegaskan keoptimisannya terhadap prospek perusahaan kedepan. "Investasi informasi teknologi (TI) sudah mulai diperhitungkan sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan layanan berkualitas." jelas Wellianto Halim, Wakil Presiden Direktur MLPT, Juli lalu.Hal ini tentunya akan mendorong permintaan, yang mencakup perangkat keras, sistem aplikasi, implementasi core application, IT Governance, hingga IT Outsourcing,” imbuh Wellianto.MLPT memperkirakan, sektor perbankan akan mulai berinvestasi dalam nilai sangat besar di bidang layanan e-banking. Hal ini terkait adanya peraturan dari pemerintah yang mewajibkan pusat data bagi perusahaan layanan publik, untuk dibangun di Indonesia. Meskipun hal ini sempat dipermasalahkan perusahaan jasa asing, MLPT tetap optimistis, aturan ini akan direalisasikan.Sekadar mengingatkan, baru-baru ini MLPT telah meluncurkan layanan mobile banking dan mobile analytics untuk mendukung klien perbankan tersebut. Pesatnya pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan berdampak ke semua sektor ekonomi.Penggunaan internet melonjak, yang diiringi oleh gencarnya penyedia konten, terutama yang menyasar pengguna aplikasi mobile dan media sosial.Manajemen pun optimistis, belanja pengeluaran belanja teknologi informasi di Indonesia bakal naik hingga 46% dalam tiga tahun ke depan. Salah satu sumbernya berasal dari pengembangan sistem informasi dan teknologi dunia perbankan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Peluang bisnis layanan data MLPT
JAKARTA. Pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan teknologi informasi di Indonesia, yang ditopang jumlah penduduk, menyebabkan negara ini menjadi pasar menarik bagi penyedia jasa teknologi. Peluang inilah yang tidak disia-siakan oleh PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), penyedia pusat data alias data centre.MLPT merupakan perusahaan layanan teknologi informasi yang telah 35 tahun melayani klien dari berbagai kalangan. Emiten ini memiliki kerjasama strategis dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka dunia, semisal Oracle, Microsoft, dan IBM.Bermodal suntikan dana segar dari hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Juli lalu senilai Rp 180 miliar, MLPT berencana terus berekspansi guna membesarkan bisnisnya. Salah satunya adalah pembangunan pusat data yang berada di Cikarang, Jawa Barat. Pusat data ini berdiri di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, diprediksi akan selesai dibangun tahun 2014.Manajemen MLPT menegaskan, perusahaannya sudah mengalokasikan dana hingga US$ 100 juta untuk aksi korporasi tersebut. "Nantinya, pusat data yang baru akan bersinergi dengan pusat data yang sudah ada saat ini," ujar Halim Mangunjodo, Direktur MLPT, awal Juli lalu, di gedung Bursa Efek Indonesia.Pembangunan pusat data tersebut dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, manajemen menghitung kebutuhan dana sebesar US$ 20 juta. Dan, untuk tahap selanjutnya, kebutuhan duitnya mencapai US$ 80 juta. Kebutuhan dananya akan ditutup dari kas internal.MLPT menyerahkan pembangunan pusat data tersebut kepada anak usaha, yakni PT Visionet International. Nantinya pusat data ini akan fokus mengembangkan layanan tier (level) 2 dan tier 3 yang banyak diisi oleh klien MLPT saat ini. Meski demikian, ke depan MLPT akan mempersiapkannya agar mampu melayani hingga teknologi tier 4.MLPT menargetkan sebagian besar pusat data tersebut diperuntukkan klien dari sektor perbankan. Rincinannya, 60% dari kapasitas pusat data untuk klien perbankan, 20% bagi perusahaan telekomunikasi. Sedangkan, sisanya, MLPT anggarkan bagi agensi pemerintah serta usaha kecil dan menengah (UKM).Permintaan sektor bankManajemen MLPT menegaskan keoptimisannya terhadap prospek perusahaan kedepan. "Investasi informasi teknologi (TI) sudah mulai diperhitungkan sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan layanan berkualitas." jelas Wellianto Halim, Wakil Presiden Direktur MLPT, Juli lalu.Hal ini tentunya akan mendorong permintaan, yang mencakup perangkat keras, sistem aplikasi, implementasi core application, IT Governance, hingga IT Outsourcing,” imbuh Wellianto.MLPT memperkirakan, sektor perbankan akan mulai berinvestasi dalam nilai sangat besar di bidang layanan e-banking. Hal ini terkait adanya peraturan dari pemerintah yang mewajibkan pusat data bagi perusahaan layanan publik, untuk dibangun di Indonesia. Meskipun hal ini sempat dipermasalahkan perusahaan jasa asing, MLPT tetap optimistis, aturan ini akan direalisasikan.Sekadar mengingatkan, baru-baru ini MLPT telah meluncurkan layanan mobile banking dan mobile analytics untuk mendukung klien perbankan tersebut. Pesatnya pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan berdampak ke semua sektor ekonomi.Penggunaan internet melonjak, yang diiringi oleh gencarnya penyedia konten, terutama yang menyasar pengguna aplikasi mobile dan media sosial.Manajemen pun optimistis, belanja pengeluaran belanja teknologi informasi di Indonesia bakal naik hingga 46% dalam tiga tahun ke depan. Salah satu sumbernya berasal dari pengembangan sistem informasi dan teknologi dunia perbankan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News