Peluang bisnis minuman bubble masih segar



Minuman bubble atau bubble drink sudah sangat populer di Indonesia. Minuman ini sangat disukai di kalangan anak-anak dan remaja. Lantaran banyak peminatnya, bisnis minuman ini pun menjanjikan laba manis bagi para pelakunya.

Terbukti, bisnis beberapa pemain yang menawarkan kemitraan bubble drink tumbuh lumayan positif. Hal itu terlihat dari pertambahan jumlah mitra yang meningkat cukup pesat. Beberapa pemain itu antara lain Frezz Bubble, Toper The Bubble, dan Super Bubble.

KONTAN pernah mengulas usaha mereka beberapa tahun yang lalu. Nah, bagaimanakah perkembangan usaha mereka saat ini? Anda bisa menyimak review masing-masing waralaba bubble drink berikut ini.


Frezz Bubble

Frezz Bubble berdiri pada tahun 2007 di Banten. KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Frezz Bubble pada tahun 2009. Saat itu, Frezz Bubble masih memiliki dua gerai milik sendiri dan belasan gerai milik mitra.

Setelah empat tahun lewat, mitra Frezz Bubble terus tumbuh. Kini, tidak kurang dari 60 gerai Frezz Bubble hadir di pelbagai daerah di Indonesia. "Empat di antaranya milik kami sendiri," ujar Lisusanto, pemilik Frezz Bubble.

Lisusanto mengklaim, pertumbuhan jumlah gerai dan mitra itu tak lepas dari kualitas produk yang dijajakan. Minuman bubble racikan Lisusanto terdiri dari 13 pilihan rasa, seperti coklat, teh hijau, teh susu, leci vanila, cappucino, dan caramel.

Bahan sirupnya juga dibuat dalam 15 pilihan rasa. Ia membanderol harga minuman ini mulai Rp 9.000 - Rp 12.000 per cup. Sampai saat ini, Lisusanto masih menawarkan dua paket kemitraan bagi calon mitranya. Pertama, paket senilai Rp 12,5 juta.

Dalam paket ini, mitra mendapat meja konter, neon box, blender, mesin cup sealer, selang plastik, dan seragam karyawan. Selain itu, juga ada bahan baku, seperti powder dan sirup sebanyak 10 jenis, dengan bobot masing-masing 1 kilogram (kg).

Namun, mitra harus merogoh kocek lagi buat biaya lisensi sebesar Rp 5 juta untuk kerjasama lima tahun. Diharapkan mitra balik modal enam bulan sejak beroperasi.

Kedua, paket dengan investasi Rp 25 juta. Mitra akan mendapatkan perlengkapan dan bahan baku yang lebih banyak ketimbang paket pertama. Di dalam paket ini sudah termasuk license fee selama lima tahun kerjasama.

Lisusanto juga mewajibkan gerai paket ini lebih luas. Mitra diharapkan sudah balik modal sebelum enam bulan setelah beroperasi. Agar bisnisnya ini berbeda dengan yang lain, Lisusanto memberikan kelonggaran kepada calon mitranya.

Bagi calon mitra yang tidak ingin membeli paket kemitraan seperti di atas, mereka cukup membayar biaya lisensi sebesar Rp 5 juta.Kemudian mitra bisa membeli sendiri atau menentukan sendiri peralatan yang mereka butuhkan.

Toper The Bubble

Toper The Bubble berada di bawah usaha Mathena Group. Usaha minuman yang berpusat di Karawang, Jawa Barat ini berdiri sejak tahun 2009 dan segera menawarkan kemitraan.

KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Toper The Bubble pada Februari 2011. Saat itu, Toper The Bubble sudah memiliki 120 gerai. "Sekarang, gerai kami sudah mencapai 200 gerai," ujar Yoyok Widiartono, pemilik Toper The Bubble.

Dari 200 gerai itu, gerai milik sendiri ada lima dan sisanya milik mitra. Gerai mitra terbanyak saat ini berada di wilayah Sumatra, seperti Bangka, Bengkulu, Padang dan Pekanbaru. "Dalam waktu dekat, kami juga akan membuka di Riau dan Lampung," kata Yoyok.

Yoyok memiliki kiat khusus untuk mempertahankan bisnisnya dan menambah mitra. Di antaranya, rajin melakukan inovasi produk. Hingga saat ini, Toper The Bubble telah memiliki 85 varian rasa bubble drink. Beberapa di antaranya adalah bubble drink coklat, taro, capuccino, taro coco, dan coffe coco.

Harga minuman ini dibanderol mulai Rp 4.000 hingga Rp 7.000 per cup. "Industri makanan dan minuman kan sering terjadi jenuh rasa. Karena itu, kami terus menambah rasa baru supaya pasarnya tidak stagnan," ungkap Yoyok.

Selain inovasi produk, Yoyok juga gencar menawarkan paket-paket kemitraan baru. Sementara untuk paket lama, harganya tidak dinaikkan. Paket lama itu terdiri dari paket booth senilai Rp 6 juta dan paket mahasiswa senilai Rp 3,9 juta.

Perbedaan kedua paket itu terletak pada bentuk gerai. Dalam paket Rp 6 juta, mitra akan mendapat booth komplet dengan stiker, banner, dan tenda.

Adapun paket kemitraan baru terdiri dari paket Rp 11,5 juta, paket Rp 13,5 juta, dan paket Rp 16,5 juta. Dalam paket Rp 11,5 juta, mitra bisa berjualan bubble drink ditambah toper crepes dalam satu booth. Sementara paket Rp 13,5 juta dan Rp 16,5 juta bisa mengombinasikan tiga jenis produk dalam satu booth.

Dalam kerjasama ini, Yoyok juga mendorong mitra berinovasi dengan produk sendiri. "Saya membebaskan mitra untuk mengembangkan produknya dan tidak melarang," tutur Yoyok. Bahkan, ia juga mengaku kerap membantu mitranya yang ingin membangun kemitraan baru.

Super Bubble

Super Bubble berdiri sejak 2008 di Jakarta Selatan. Pemiliknya, Edris Adam, mengatakan bisnisnya cukup berkembang. Tahun lalu, Super Bubble baru ada 100 mitra. "Sekarang sudah mencapai 175 mitra," kata Edris.

Selain di Jabodetabek, mitra juga tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Ia mengaku, mitra berkembang pesat lantaran gencar beriklan di internet. Selain itu, "Kualitas produk kami juga dijamin enak," kliamnya.

Super Bubble kini memiliki enam paket kemitraan. Yakni, paket hemat dengan biaya investasi Rp 3,45 juta, paket bazaar Rp 3,95 juta, paket silver Rp 4,95 juta, paket gold dengan Rp 5,95 juta, paket sepeda Rp 8,45 juta, dan gerobak senilai Rp 6,95 juta.

Selain mendapatkan berbagai perlengkapan dagang yang lengkap, calon mitra juga mendapatkan bahan baku awal sebagai modal. Sebelumnya, Edris hanya menawarkan paket dengan nilai investasi terendah Rp 2,95 juta dan tertinggi sebesar Rp 7,95 juta.

Untuk harga produk, Edris tidak menaikkan sama sekali. Harga per cup masih berkisar Rp 5.000 sampai Rp 7.000. Edris menyarankan, mitra mengambil lebih dari satu paket kemitraan.

Dengan begitu, laba yang diperoleh pun lebih banyak. "Apalagi jika mitra beruntung mendapat tempat strategis untuk usaha," katanya.Selain memiliki rasa menyegarkan, Edris mengklaim minuman bubble buatannya memiliki kandungan bahan alami sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan.

"Tidak ada bahan kimia yang terkandung dalam minuman, sehingga selain mampu mengusir dahaga, minuman ini juga menyehatkan," klaimnya.

Edris menargetkan, hingga akhir tahun 2012 ini bisa menambah 15 mitra baru. Untuk saat ini, ia masih fokus pada wilayah Jawa dan Sumatra. Sementara untuk wilayah Kalimantan dan wilayah Indonesia Timur masih terkendala pengiriman produk.

Rencananya, Edris akan menambah lini bisnis baru dengan menawarkan produk pizza mini. "Kami sedang garap rencana ini dan direncakan diluncurkan pada Februari 2013," ucap dia.      n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri