Peluang buah cinta sebagai penghias taman (1)



JAKARTA. Buah cinta atau yang sering disebut love fruit, kini mulai banyak dikembangkan. Asal tahu saja, tanaman ini termasuk tanaman langka yang hanya ditemukan di sepanjang pesisir pantai Pulau Sulawesi.

Selain langka, buah cinta ini dipercaya menyimpan khasiat untuk meningkatkan kesuburan dan menjaga stamina seksual. Namun, saat ini, buah cinta banyak dilirik lantaran bentuk dan warnanya yang memikat.

Seperti namanya, buah ini memiliki bentuk hati. Selain itu, warnanya juga merah, mirip dengan warna hati. Belakangan, tanaman yang unik ini banyak diminati sebagai penghias tanaman. 


William Soejokto, pembudidaya buah cinta asal Jakarta menjelaskan, tanaman ini ditemukan oleh seorang pemburu tanaman sekitar tiga tahun lalu di Pulau Sulawesi. Dia sendiri, baru membudidayakannya dalam dua tahun terakhir. 

Karena cara pengembangbiakannya yang cukup sulit, dia baru bisa menyiapkan sekitar 30 pohon yang siap jual.

Harga cukup tinggi, yakni Rp 300.000 per pohon dengan tinggi 40cm-50 cm atau berusia empat bulan. "Tanaman ini belum banyak yang tau dan langka, sebulan hanya laku lima dan kebanyakan orang Bali yang cari," terang dia.

Laki-laki yang lebih akrab disapa William ini mengembangkan pohon buah cinta di Karawang dan Bintaro. Menurutnya, bentuk buah yang dihasilkan sangat tergantung dengan lokasi. Ambil misal, pohon yang ditanamnya di Karawang. Bentuk buahnya tidak sempurna seperti hati. Sedangkan, pohon yang ditanamnya di Bintaro punya bentuk sempurna dan berwarna merah marun.

Dalam umur kurang dari satu tahun, buah dari pohon cinta sudah terlihat. Buahnya bisa dimakan. Rasanya sedikit manis. 

Pembudidaya lainnya adalah Parta Suhanda. Ia  memiliki kebun bernama Kebun Angel Nursery di Bogor, Jawa Barat. Dari total 2.000 m2 luas kebunnya, Parta hanya memakai sebidang lahan untuk pembibitan buah cinta. Parta yang bekerjasama dengan temannya ini, memiliki 10 indukan bibit buah cinta.

Parta melakukan budidaya buah cinta dengan cara stek dan cangkok. Sebelumnya,  Parta sempat menjual bibit yang ia ambil langsung dari hutan. “Dulu masih ambil dari hutan, penjualan bisa sampai 10-20 pohon per bulan,” kata Parta.

Parta biasa menjual bibit pohon buah cinta ukuran 20 cm seharga Rp 150.000. Bila ingin yang ukuran lebih tinggi lagi atau sekitar 50 cm, harganya  Rp 500.000 hingga Rp 700.000.

Jika bisa memenuhi pesanan pohon buah cinta, Patra mengaku bisa meraih omzet sekitar Rp 10 juta  hingga Rp 20 juta. Sayang, budidayanya masih susah.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri