Peluang Chevron garap proyek IDD masih terbuka



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih terbuka kesempatan bagi PT Chevron Pacific Indonesia untuk mengembangkan proyek Indonesia Deepwater Development(IDD) Gendalo-Gehem. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan waktu tambahan bagi Chevron untuk merevisi proposal rencana pengembangan atau plan of development (PoD) tahap II proyek IDD Gendalo-Gehem.

Sebelumnya pemerintah memberikan tambahan waktu sebulan kepada Chevron untuk menyerahkan revisi proposal IDD Tahap II itu hingga Juli 2018. Kementerian ESDM pernah bilang akan melelang blok itu jika Chevron tak juga merevisi proposal. Sebab, pemerintah keberatan dengan pengajuan investasi US$ 18 miliar yang disodorkan Chevron di proyek IDD tahap II.

Pemerintah ingin investasi di proyek tersebut hanya sebesar US$ 10 miliar. Atas keinginan itu, hingga saat ini Chevron belum memperbaiki proposalnya.


Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menyebutkan pemerintah menunggu revisi proposal proyek IDD hingga 31 Oktober 2018.

Pemerintah memberikan tenggat selama tiga bulan karena Chevron masih memerlukan waktu untuk evaluasi rencana pengembangan proyek IDD setelah Blok Makassar Strait dikeluarkan dari proyek tersebut. "Setelah di take out Blok Makassar Strait, evaluasi diulangi lagi," ujar Djoko, Senin (13/8) malam.

Dokumen proposal dengan investasi senilai US$ 18 miliar yang diajukan Chevron memang masih memasukkan Blok Makassar Strait dalam satu kesatuan proyek IDD.

Belakangan Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Blok Makassar Strait yang habis masa kontrak pada tahun 2020.

Dengan terlambatnya penyerahan proposal pengembangan proyek IDD, maka on stream atau jadwal mulai produksi proyek IDD tahap kedua yang terdiri dari Lapangan Gendalo dan Gehem dipastikan molor. "Otomatis produksinya mundur," ujar Djoko.

Meskipun jadwalnya mundur, Kementerian ESDM menjamin tidak lama atau hanya hanya terlambat tiga bulan dari jadwal on stream yang diperkirakan jatuh pada tahun 2023-2024. "Tidak sampai setahun, hanya sekitar tiga bulan," ujar Djoko.

Sejauh ini Chevron baru berhasil mengembangakan proyek IDD Tahap I, yaitu Lapangan Bangka yang telah memulai produksi pada tahun 2016 lalu.

Dalam proyek IDD, Chevron Indonesia Company bertindak sebagai operator sekaligus pemegang hak partisipasi sebesar 63%. Adapun sisa kepemilikan hak partisipasi dipegang oleh mitra joint venture Chevron di proyek IDD, yaitu Eni, Tip Top dan PHE.

Sebelumnya, Lembaga Analis Energi Internasional, Wood Mackenzie, memprediksikan Chevron akan berpikir ulang untuk tetap berinvestasi di Indonesia. Menurut Mackenzie, terlepasnya Blok Rokan dari tangan Chevron menjadi alasan utama pertimbangan tersebut.

Analis Wood Mackenzie, Johan Utama mengungkapkan, tanpa Blok Rokan, portofolio Chevron akan fokus pada proyek IDD. "Saat ini Chevron telah berjuang untuk membuat kemajuan proyek IDD tersebut," kata dia.

Corporate Manager Communication Chevron Pacific Indonesia, Danya Dewanti menyatakan, pihaknya masih terus melanjutkan pembicaraan dengan Pemerintah Indonesia terkait proyek IDD tahap II. "Kami tetap berkomitmen menjalankan rencana kerja kami," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi