KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri asuransi syariah di Indonesia terus berkembang, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam memperluas jangkauan ke pasar global, khususnya negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Menurut Anatomi Muliawan, Pengurus Bidang Kanal Distribusi Jiwa Syariah, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memperkuat ekosistem asuransi syariah di Indonesia. “Saat ini, kontribusi bruto asuransi syariah terhadap industri asuransi nasional masih berada di angka 9,63%, dengan aset yang mencapai 5,37% dibandingkan asuransi konvensional. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk pertumbuhan,” kata dia dalam acara Launcing Policy Brief FEB UI, Senin (17/3).
Peluang dan Tantangan Asuransi Syariah Indonesia di Pasar OECD
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri asuransi syariah di Indonesia terus berkembang, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam memperluas jangkauan ke pasar global, khususnya negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Menurut Anatomi Muliawan, Pengurus Bidang Kanal Distribusi Jiwa Syariah, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memperkuat ekosistem asuransi syariah di Indonesia. “Saat ini, kontribusi bruto asuransi syariah terhadap industri asuransi nasional masih berada di angka 9,63%, dengan aset yang mencapai 5,37% dibandingkan asuransi konvensional. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk pertumbuhan,” kata dia dalam acara Launcing Policy Brief FEB UI, Senin (17/3).