KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asal Jepang telah menjadi yang paling agresif dalam menanamkan modalnya di industri keuangan tanah air, khususnya perbankan. Tak menutup kemungkinan, konglomerasi asal Negeri Sakura ini kian menambah investasinya tahun ini. Sebut saja, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) yang dalam beberapa tahun terakhir ini banyak berinvestasi di industri keuangan tanah air. Beberapa di antaranya adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Executive Officer Country Head of Indonesia MUFG Bank Ltd Kazushige Nakajima mengatakan potensi Indonesia memang cukup besar dengan menjadi negara paling strategis di Asia. Tak khayal, Nakajima bilang keuntungan pun telah dirasakan oleh MUFG sebagai pemegang saham.
Baca Juga: Dorong Pembiayaan Kendaraan Listrik, MUFG Group: Butuh Ekosistem Kuat Sebagai contoh, Adira Finance telah mencatatkan laba senilai Rp 1,94 triliun di 2023. Sementara, Bank Danamon per November 2023 mencatat laba tahun berjalan senilai Rp 3,25 triliun. “Dalam hal pengembalian profitabilitas ya hasilnya seperti yang dilihat di informasi publik dari kami masing-masing,” ujar Nakajima. Ia pun menyebutkan investasi di Indonesia memiliki pasar yang lebih menggiurkan dibandingkan dengan investasi MUFG yang dilakukan di Thailand. Mengingat, MUFG sudah melakukan investasi besar di Thailand sejak 10 tahun yang lalu. Di sisi lain, Nakajima juga menyebutkan bahwa komitmen investasi MUFG di tanah air juga ditempatkan pada Garuda Fund yang membiayai perusahaan rintisan. Tahun lalu, Danamon menempatkan dana sekitar US$ 100 juta pada Garuda Fund. “Tapi perlu diingat, investasi tidak melulu yang menghasilkan pendapatan tapi juga pada pengembangan bisnis,” ujarnya. Lebih lanjut, Nakajima bilang pihaknya menyambut baik atas hasil sementara pemilihan presiden yang mengisyaratkan satu putaran. Menurutnya, itu mendorong ekonomi ke arah positif. Meski demikian, pihaknya tetap menunggu hasil resmi dari pemilihan presiden tersebut. Hingga bisa berdampak pada pengambilan keputusan atas rencana yang dilakukan perusahaan. “Nanti setelah ada hasil resmi, baru kita akan pikirkan rencana-rencana perusahaan ke depan,” ujarnya. Sementara itu, Direktur Bisnis PT Bank JTrust Indonesia Tbk Widjaja Hendra mengungkapkan bahwa saat ini bisnis tetap
wait and see hingga hasil resmi pemilihan presiden diumumkan. Terpenting, komitmen penambahan modal dari pemegang saham tetap ada. Seperti diketahui, Bank JTrust ada rencana mendapat tambahan modal dari pemiliknya JTrust Co. Ltd di 2024. Dimana, tambahan modal tersebut melalui penerbitan saham baru.
Baca Juga: Soal Rencana Akuisisi Mandala Finance, Ini Kata Adira Finance “Penambahan modal untuk memperkuat posisi Bank Jtrust di tahun ini,” ujar Widjaja. Ia bilang untuk ekspansi kredit, tahun ini Bank Jtrust akan cukup moderat. Harapannya kredit bisa tumbuh sekitar 20% atau penyaluran kredit sekitar Rp 5 triliun di tahun. Adapun, fokus bisnis tetap di segmen
corporate, commercial dan multifinance termasuk di
consumer loan. Sementara, fokus pada industri yang masih bertumbuh di tahun lalu termasuk ke sektor industri khusus terutama di downstreamnya non minerba.
Pengamat sekaligus Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah melihat sektor keuangan indonesia yang menawarkan suku bunga tinggi menjadi daya tarik bagi investor asing termasuk investor Jepang. Menurutnya, kondisi ini akan terus berlangsung selama sektor keuangan tanah air masih stabil dan terus menawarkan return yang tinggi. Namun, itu juga akan tergantung adakah peluang masuk ke industri keuangan tanah air. “Kalau mau investasi bank kemungkinannya hanya mengakuisisi bank yang sudah ada. Ini juga peluangnya tidak banyak,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi