KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditutupnya keran ekspor ayam dari Malaysia ke Singapura menjadi peluang bagi Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia mengalami suplai berlebih (
over supply) ayam petelur. Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga mendukung rencana dilakukannya ekspor ayam ke Singapura. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Michael Filbery mengatakan, peluang ekspor ke Negeri Singa itu cukup prospektif untuk sektor
poultry dalam negeri yang sudah mencapai skala ekonomi dan punya kapasitas produksi yang besar. Beberapa di antaranya seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA).
Michael bilang kemungkinan besar emiten tersebut dapat mulai ekspor di akhir bulan Juni 2022. Sebelumnya, Singapore Food Agency (SFA) telah mengunjungi fasilitas Charoen Pokphand dan Japfa Comfeed sebagai bagian dari audit untuk memungkinkan ekspor ayam Indonesia ke Singapura.
Baca Juga: Kinerja Charoen Pokphand (CPIN) Masih Ditopang Harga Ayam Lebih lanjut, Michael juga optimistis dengan rencana ekspor ayam Indonesia yang akan dimulai akhir bulan ini. Hal ini karena dapat mengimbangi program
culling yang berhenti setelah dilaksanakan dalam 2 tahun terakhir untuk memerangi kondisi
oversupply. Saat ini, komposisi penjualan ekspor terhadap total penjualan sebelum masih terlalu rendah, misalnya saja JPFA 1,5% dan CPIN 0,1%. Bahkan, kata Michael, dengan penambahan jumlah negara ekspor yakni Singapura dan Malaysia juga belum memberikan peningkatan yang signifikan. Meski demikian, ia memandang perusahaan
poultry Indonesia masih akan memperbesar penjualan ekspor lagi ke depannya.
Secara umum, Michael tren penjualan emiten
poultry masih baik, bercermin dari kinerja integrator pada kuartal pertama tahun ini. Dimana, rata-rata emiten poultry berhasil mencatatkan pertumbuhan topline 12%-28% YoY, atau masih in-line dengan ekspektasi sebelumnya. "Untuk kuartal dua tahun ini, kami juga masih
expect ada kenaikan topline dari para
integrator, namun mungkin akan ada sedikit penurunan pada penjualan segmen ayam umur sehari atau
day old chicken (DOC) secara kuartalan, mencermati lemahnya harga DOC pasca lebaran," paparnya pada Kontan, Selasa (27/6).
Baca Juga: Kokok Emiten Poultry Bakal Kurang Nyaring di Tahun Ini Dari jajaran saham poultry, Michael menjagokan saham JPFA. Menurutnya, emiten ini sudah beroperasi pada
economies of scale, sehingga ia cukup optimis margin dapat terjaga stabil tahun ini meskipun masih cukup konservatif. Selain itu, JPFA juga memiliki peluang yang lebih besar dalam hal kesempatan ekspor. Michael memberikan rekomendasi beli untuk JPFA dengan TP Rp 2.000 per saham, buy saham MAIN dengan TP di Rp 765 per saham, dan hold untuk saham CPIN dengan TP di Rp 5.300 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli