KONTAN.CO.ID - Hobi masyarakat Arab Saudi memelihara hewan peliharaan terutama ikan hias membuka peluang lebar bagi pelaku usaha ikan hias Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di dunia yang mengekspor ikan hias ke Arab Saudi. Atase Perdagangan KBRi Riyadh Gunawan mengungkapkan, peluang terbuka lebar setelah pelaku usaha Arab Saudi berkomitmen meningkatkan importasi ikan hias dari Indonesia. “Pelaku usaha Arab Saudi akan meningkatkan transaksi pembelian ikan hias dari Indonesia. Ini peluang sangat besar bagi pelaku usaha ikan hias di tanah air,” kata Gunawan. Baru-baru ini, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Azis Ahmad, Atase Perdagangan KBRi Riyadh bertemu CEO perusahaan hewan peliharaan Pet Oasis Company (POC) Syakir Alghamdi di Riyadh, Arab Saudi, pada Rabu (3/5).
Menurut Gunawan, hewan peliharaan yang tidak dilarang untuk diekspor ke luar negeri perlu terus ditingkatkan. Dari pertemuan bisnis tersebut, selain hewan peliharaan, POC juga akan mengimpor perlengkapan dan potensi jasa tenaga ahli dokter hewan Indonesia ke Arab Saudi. “Potensi ekspor hewan peliharaan termasuk ikan hias air tawar sangat besar mengingat Indonesia sebagai negara tropis dan sebagian besar wilayahnya perairan. Indonesia mempunyai sumber daya hewan peliharaan yang sangat bervariasi dan dalam jumlah yang besar,” ungkapnya. Gunawan menyampaikan, budi daya ikan hias air tawar di Indonesia banyak melibatkan peternak dengan skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Untuk itu, pemerintah, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta asosiasi perlu meningkatkan kompetensi para peternak dan kapasitas produksi budidaya ikan hias air tawar melalui skema integrasi dengan agregator yang dapat mendorong peningkatan ekspor bagi pelaku UMKM,” tutur Gunawan. Berdasarkan data statistik perdagangan, ekspor ikan hias Indonesia ke Arab Saudi pada 2022 sebesar USD 132 ribu. Nilai ini menurun dibandingkan tahun 2021 yang sebesar USD 344 ribu akibat pandemi Covid-19 dan kenaikan tiga kali lipat pada ongkos pengiriman (shipping cost). Sementara, kemampuan ekpor ikan hias air tawar Indonesia untuk ekspor ke seluruh dunia mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir, yaitu tercatat pada 2022 sebesar USD 29,55 juta, pada 2021 sebesar USD 27,85 juta, dan pada 2020 sebesar USD 24,68 juta. “Peningkatan kemampuan ekspor ikan hias air tawar Indonesia ke dunia diharapkan juga dapat meningkatkan ekspor komoditas tersebut ke Arab Saudi,” jelas Gunawan. Indonesia merupakan pemasok nomor tiga ikan hias air tawar hidup di dunia ke Arab saudi setelah Australia dan Srilanka. Negara pemasok lainnya adalah Kenya, Swiss, Area Nes, Hongkong, Yordania, Lebanon, Malaysia, Belanda, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad menambahkan, beberapa perusahaan yang fokus pada bisnis layanan pemeliharaan hewan saat ini banyak menjamur di berbagai kota di Arab Saudi. “Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor khususnya produk pemeliharaan dan layanan hewan,” urai Abdul Aziz. CEO PCO Syakir menjelaskan, POC merupakan perusahaan importir komoditas terkait dengan hewan peliharaan yang didatangkan dari berbagai negara. Misalnya, berbagai perlengkapan produk ikan hias seperti makanan, suplemen atau gizi, perlengkapan dan aksesori, aneka bentuk kandang, sarang/dudukan, akuarium, desain pencahayaan, dekorasi dan aksesori, serta jasa pembersihan dan perbaikan sistem saringan atau filter. Selain itu, POC juga mengimpor produk untuk pemeliharaan binatang lain seperti burung, anjing, kucing, kelinci, dan reptil.
“Saat ini POC telah memiliki jaringan klinik dan toko cabang yang tersebar di tiga kota di Arab Saudi, yaitu dua cabang di kota Riyadh, dua cabang di Jeddah, dan satu cabang di Alkobar. Layanan klinik POC antara lain layanan medis berkelanjutan, pengobatan luka dan patah tulang pada hewan peliharaan, penyedia vitamin, dan vaksinasi hewan,” tutur Syakir.
Baca Juga: Indonesia Pengekspor Ikan Hias Tertinggi Ketiga di Dunia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti