JAKARTA.Peluang ekspor produk perikanan ke Perancis makin menganga. Itu setelah kedua pemerintah menyepakati kerjasama bidang sumber daya kelautan bertajuk Technical and Scientific Cooperation for Improvement of Marine and Fisheries Resources. Kesepakatan itu berlaku hingga 2012. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyampaikan kesepakatan tersebut usai bertemu dengan Duta Besar Perancis, Philippe Zeller, Selasa (17/11) kemarin. Menurut Fadel, ekspor produk perikanan Indonesia sangat potensial di Perancis, terutama tuna dan udang beku yang volume eskpornya mencapai hampir 7.800 ton di tahun 2008. Selama semester pertama tahun ini (Januari – Juni 2009), Indonesia membukukan volume ekspor sebesar 4.600 ton senilai lebih dari US$ 13,7 juta yang berasal dari tiga komoditi utama ekspor yakni udang, tuna dan perikanan lainnya.Asal tahu saja, Prancis juga dikenal sebagai negara yang mengincar produk unik dari Indonesia seperti bekicot, mutiara, ikan hias, termasuk ikan cupang. Namun, karena jumlahnya belum besar, maka perdagangannya belum begitu menonjol dibandingkan ikan tuna dan udang. “Sehingga dalam statistik angkanya belum kelihatan,” jelas Fadel.Ada tiga pertimbangan untuk menempatkan Perancis sebagai salah satu sasaran ekspor hasil perikanan yang mesti digarap oleh eksportir ikan. Pertama, bangsa Perancis termasuk konsumen ikan per kapita tertinggi di Eropa, yaitu 36 kilogram (kg) per tahun (2006). Konsumsi ikannya itu berada di bawah konsumsi warga Eropa, yakni 22 kg, apalagi konsumsi ikan perkapita dunia yang hanya 16,6 kg. Peningkatan ini cukup signifikan bila dibanding pada tahun 1990 konsumsi ikan warga Perancis masih 27 kg perkapita pertahun.
Peluang Ekspor Produk Perikanan ke Perancis Kian Terbuka
JAKARTA.Peluang ekspor produk perikanan ke Perancis makin menganga. Itu setelah kedua pemerintah menyepakati kerjasama bidang sumber daya kelautan bertajuk Technical and Scientific Cooperation for Improvement of Marine and Fisheries Resources. Kesepakatan itu berlaku hingga 2012. Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyampaikan kesepakatan tersebut usai bertemu dengan Duta Besar Perancis, Philippe Zeller, Selasa (17/11) kemarin. Menurut Fadel, ekspor produk perikanan Indonesia sangat potensial di Perancis, terutama tuna dan udang beku yang volume eskpornya mencapai hampir 7.800 ton di tahun 2008. Selama semester pertama tahun ini (Januari – Juni 2009), Indonesia membukukan volume ekspor sebesar 4.600 ton senilai lebih dari US$ 13,7 juta yang berasal dari tiga komoditi utama ekspor yakni udang, tuna dan perikanan lainnya.Asal tahu saja, Prancis juga dikenal sebagai negara yang mengincar produk unik dari Indonesia seperti bekicot, mutiara, ikan hias, termasuk ikan cupang. Namun, karena jumlahnya belum besar, maka perdagangannya belum begitu menonjol dibandingkan ikan tuna dan udang. “Sehingga dalam statistik angkanya belum kelihatan,” jelas Fadel.Ada tiga pertimbangan untuk menempatkan Perancis sebagai salah satu sasaran ekspor hasil perikanan yang mesti digarap oleh eksportir ikan. Pertama, bangsa Perancis termasuk konsumen ikan per kapita tertinggi di Eropa, yaitu 36 kilogram (kg) per tahun (2006). Konsumsi ikannya itu berada di bawah konsumsi warga Eropa, yakni 22 kg, apalagi konsumsi ikan perkapita dunia yang hanya 16,6 kg. Peningkatan ini cukup signifikan bila dibanding pada tahun 1990 konsumsi ikan warga Perancis masih 27 kg perkapita pertahun.