JAKARTA. Harga minyak dunia kembali memasuki tren turun akibat melimpahnya pasokan minyak, krisis Yunansi, serta potensi krisis China. Sejak awal tahun hingga kemarin, harga minyak sudah turun sekitar 8% menjadi US$ 52 per barel. Hitungan para analisis minyak, harga minyak mentah akan terus turun ke level US$ 40-an per barel. Begitu pula harga minyak mentah Indonesia atawa Indonesian Crude Price (ICP): realisasi Juni US$ 59,40 per barel, turun dari posisi Mei yang sebesar US$ 61,86. Hingga akhir tahun, ICP di sekitar sekitar US$ 56 per barel, di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang sebesar US$ 60 per barel. Idealnya, penurunan harga minyak dunia dan ICP itu berimbas pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Sejumlah ekonom berharap pemerintah memanfaatkan peluang dari tren penurunan harga minyak mentah dunia kali ini untuk menggerakkan ekonomi Indonesia yang kini tengah lesu.
Peluang harga BBM turun mulai terbuka
JAKARTA. Harga minyak dunia kembali memasuki tren turun akibat melimpahnya pasokan minyak, krisis Yunansi, serta potensi krisis China. Sejak awal tahun hingga kemarin, harga minyak sudah turun sekitar 8% menjadi US$ 52 per barel. Hitungan para analisis minyak, harga minyak mentah akan terus turun ke level US$ 40-an per barel. Begitu pula harga minyak mentah Indonesia atawa Indonesian Crude Price (ICP): realisasi Juni US$ 59,40 per barel, turun dari posisi Mei yang sebesar US$ 61,86. Hingga akhir tahun, ICP di sekitar sekitar US$ 56 per barel, di bawah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang sebesar US$ 60 per barel. Idealnya, penurunan harga minyak dunia dan ICP itu berimbas pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Sejumlah ekonom berharap pemerintah memanfaatkan peluang dari tren penurunan harga minyak mentah dunia kali ini untuk menggerakkan ekonomi Indonesia yang kini tengah lesu.