KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu tantangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ialah kapasitas usaha yang masih terbatas, utamanya yang bergerak di bidang kuliner. Kapasitas yang terbatas ini terkadang kurang didukung ketersedian mesin produksi. Faktor inilah yang mendorong Farizqi membangun Inagi, singkatan dari Inovasi Anak Negeri, startup yang khusus menyediakan mesin produksi usaha kuliner bagi UMKM. Inagi sudah beroperasi sejak dua tahun lalu. Farizqi yang juga
Chief Executive Officer Inagi menyatakan, pihaknya kini bisa menyediakan beragam mesin produksi bagi UMKM dengan harga yang relatif lebih terjangkau ketimbang buatan pabrikan.
Misalnya, mesin produksi yang sempat
booming di masa pandemi Covid-19, yakni mesin untuk membekukan makanan
(mini retort sterilizer). Lewat mesin ini, Inagi bisa memfasilitasi pelaku UMKM kuliner yang ingin makanan produksi mereka tetap terjaga kualitasnya. "Mini retort sterilizer ini sebenarnya adalah menjawab kebutuhan pandemi yang terjadi pada saat ini lewat inovasi tersebut. Adapun harganya untuk yang kapasitas 50 liter Rp 15 juta. Cuma, keunggulan kami bisa custom. Jadi, bisa menyesuaikan anggaran UMKM," kata Farizqi kepada KONTAN.
Baca Juga: New PLUT, Co Working Space bagi UMKM Sejauh ini, Farizqi mengungkapkan,
mini retort sterilizer masih menjadi produk
best seller dari Inagi. Sementara mesin lain yang startup ini besut untuk UMKM adalah
vacum frying, oven dryer, boiler, dan
steamer, lalu
miltech pasteurisation serta pembuat keju mozzarella. Meski harga terjangkau, Farizqi menjamin, kualitas mesin buatan Inagi tak kalah dengan produk sejenis bikinan luar negeri. Kisaran harga mesin
made in Inagi saat ini mulai dari Rp 5 juta sampai 30 juta per unit. Hasilnya, Farizqi mengklaim, membuahkan hasil positif. Walau Inagi berbasis di Malang, jangkauan pemasarannya sudah sampai di seluruh Indonesia. Untuk itulah, ia berencana membuka kantor pemasaran Inagi sekaligus layanan purna jual di lima kota sekaligus mulai kuartal kedua hingga tiga tahun ini. Yakni, di Palembang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Untuk tahap awal, ekspansi akan mereka lakukan di Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya lantaran ketiga kota ini merupakan basis pelanggan Inagi.
Selain pelebaran sayap kantor pemasaran, Inagi juga berencana membuat aplikasi atau platform digital yang bisa mempercepat layanan
after sales. Farizqi menceritakan, lewat aplikasi tersebut, jika terjadi kendala atau kerusakan pada mesin milik pelanggan, maka akan ada notifikasi pada platform. Yang nantinya, langsung terhubung dengan care center terdekat. Dengan rencana ekspansi bisnis tesebut, Farizqi pun berani menargetkan peningkatan penjualan Inagi hingga dua kali lipat pada tahun ini dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon