KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed diprediksi bakal mengerek suku bunga empat kali tahun ini. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan hal tersebut belum cukup kuat untuk mengerek suku bunga acuannya. “Jangkarnya mengacu pada apa yang terjadi dengan inflasi karena mandat utama BI adalah menjaga inflasi. Kalau nanti meski ada kenaikan suku bunga di AS, tapi tekanan inflasi masih terjaga, pemerintah masih bisa upayakan supaya harga BBM dan tarif listrik stabil sehingga inflasi sepanjang tahun masih dalam kisaran target BI 3,5% plus minus 1%,” ujarnya Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi, Kamis (1/3). Doddy mengatakan, sepanjang pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, kemungkinan inflasi masih dalam kisaran. Sementara, bila ada penyesuaian harga Pertamax, maka dampaknya akan kecil.
Peluang kenaikan The Fed rate besar, BI tetap santai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed diprediksi bakal mengerek suku bunga empat kali tahun ini. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan hal tersebut belum cukup kuat untuk mengerek suku bunga acuannya. “Jangkarnya mengacu pada apa yang terjadi dengan inflasi karena mandat utama BI adalah menjaga inflasi. Kalau nanti meski ada kenaikan suku bunga di AS, tapi tekanan inflasi masih terjaga, pemerintah masih bisa upayakan supaya harga BBM dan tarif listrik stabil sehingga inflasi sepanjang tahun masih dalam kisaran target BI 3,5% plus minus 1%,” ujarnya Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi, Kamis (1/3). Doddy mengatakan, sepanjang pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, kemungkinan inflasi masih dalam kisaran. Sementara, bila ada penyesuaian harga Pertamax, maka dampaknya akan kecil.