KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri sarung tangan mengintip peluang dari lonjakan tarif yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap China. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (
MARK) dan PT Haloni Jane Tbk (
HALO) menyiapkan strategi untuk mendongkrak prospek bisnis dari kondisi ini. U.S. Trade Representative (USTR) dikabarkan akan menaikkan secara signifikan tarif pada sarung tangan medis dan bedah buatan China. Tarif baru tersebut akan naik menjadi 50% pada tahun 2025 dan 100% pada 2026. Hal ini menjadi katalis bagi produsen sarung tangan di negara lainnya, terutama Malaysia. Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh memperkirakan produsen sarung tangan besar di Malaysia akan meningkatkan produksi untuk menangkap permintaan yang bergeser dari China ke pasar AS. Perkembangan ini bisa mendorong volume produksi, sehingga meningkatkan permintaan untuk cetakan keramik tangan dari MARK.
"Peningkatan utilisasi pabrik sarung tangan diharapkan terjadi untuk menutupi kekurangan pasokan akibat penurunan produksi di China. Hal ini akan memberikan keuntungan strategis bagi MARK sebagai pemasok utama cetakan sarung tangan di Malaysia," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9). Adapun, porsi penjualan MARK didominasi oleh pasar ekspor sebesar 97% dan domestik sebanyak 3%. Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama dengan porsi mencapai 40%. Pasar ekspor lainnya adalah Thailand (25%), China (22%), Vietnam (5%) dan negara lainnya (5%).
Baca Juga: Prospek Kinerja MARK di tengah Kenaikan Tarif Sarung Tangan China oleh AS Di sisi lain, produsen sarung tangan di China berpotensi merelokasi operasinya ke negara lain, dengan Indonesia dan Vietnam sebagai tujuan utama. "Perpindahan ini akan mendorong peningkatan permintaan cetakan sarung tangan dalam jumlah besar, yang akan memberikan peluang signifikan bagi MARK untuk memenuhi kebutuhan tersebut," imbuh Ridwan. HALO juga ingin menghirup angin segar dari situasi ini. Corporate Secretary Haloni Jane, Yakub Indra menyampaikan HALO melihat peluang untuk meningkatkan penjualan ke pasar AS. "Terdapat potensi AS akan mencari alternatif pemasok lain, diharapkan salah satunya adalah Indonesia," kata Yakub. Apalagi, pengalaman HALO terbilang panjang dengan dukungan dari support group yang sudah eksis sekitar 30 tahun di pasar AS. Hingga periode paruh pertama 2024, penjualan HALO masih dominan ke pasar domestik dengan porsi 82% dan 18% untuk ekspor. HALO terus memperluas pasar ekspor, yang mana saat ini sudah mulai merambah ke beberapa negara di Amerika Latin dan Eropa. HALO telah melakukan ekspor ke pelanggan baru di Brazil, Mesir, Dubai, Australia, dan Thailand.
Yakub bilang, HALO akan fokus memperbaiki kinerja keuangan pada semester II-2024. "Strateginya dengan meningkatkan penjualan dan melakukan efisiensi baik dari segi biaya produksi dan biaya umum lainnya," ungkap Yakub.
Rekomendasi Saham
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai kenaikan tarif untuk sarung tangan China oleh AS membuka peluang bagi negara eksportir bahan medis seperti Malaysia dan Indonesia. Hal ini juga berpotensi membuat perusahaan sarung tangan asal China mengalihkan pasokan untuk pasar AS melalui Indonesia. Audi memandang perusahaan yang bergerak di industri sarung tangan akan diuntungkan. Terutama MARK sebagai produsen cetakan sarung tangan dengan pangsa pasar yang besar dan pelanggan yang tersebar di berbagai negara. Begitu juga HALO yang berpotensi untuk meningkatkan porsi ekspor.
Sementara itu, dari sisi pergerakan saham, pelaku pasar memberikan respons yang berbeda. Pada perdagangan Kamis (19/9), harga MARK menyusut 0,52% ke level Rp 960 per saham. Sedangkan HALO melonjak 10% ke posisi Rp 77 per saham. Audi melihat ada peluang trading buy pada saham MARK dan HALO, dengan target masing-masing di Rp 1.050 dan Rp 93. Sementara Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyematkan rekomendasi buy MARK (support Rp 855 dan resistance Rp 1.080) dan HALO (support Rp 63 dan resistance Rp 89). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari