Peluang membiakkan si kucing bengal yang jinak (1)



JAKARTA. Sejak lama kucing menjadi salah satu hewan peliharaan yang digemari banyak orang. Hewan menggemaskan ini banyak disukai karena sifatnya yang manja dan malas. Bentuk muka dan tubuh kucing pun jadi salah satu poin yang membuat orang sayang padanya.

Dari sekian banyak jenis kucing, salah satu yang sedang digemari adalah kucing bengal atau yang banyak disebut dengan mini leopard. Motifnya yang mirip dengan macan dengan bulu pendek membuat kucing ini tampak seperti kucing hutan yang ganas.

Tapi, siapa sangka ras kucing ini tergolong hewan jinak serta aktif. Meski hewan ini bukan asli Indonesia tapi, sekarang sudah mulai banyak dibudidayakan di dalam negeri.


Salah satunya adalah Rio Boaz Wibowo, pemilik Sweet Robo Cattery di Yogyakarta. Dia mulai mengembangbiakan kucing ini sejak tahun 2009 lalu.

"Kucing ini booming-nya sekitar dua tahun lalu, tapi harganya sampai sekarang tidak anjlok karena banyak motif-motif baru," katanya kepada KONTAN, Minggu (2/7).

Dia membanderol harga anakan kucing bengal usia empat bulan mulai dari Rp 15 juta sampai dengan Rp 23 juta. Jumlah anakan yang dihasilkannya tidak menentu setiap bulannya. "Kalau saya lagi punya anakan banyak ya banyak konsumen yang mau adopsi," tambahnya.

Konsumennya pun datang dari berbagai kota, seperti Jakarta, Malang, Bandung, Bali dan Yogyakarta.

Saat ini, dia mempunyai sekitar empat indukan yang siap dikembang biakkan. Bila tidak ada halangan, sekitar bulan Agustus ada enam indukan yang baru datang dari Jerman dan Rusia. Sebelumnya, dia mempunyai sekitar 35 ekor kucing bengal.

Bridder lainnya adalah Elsahal Pulubuhu. Ia memulai usaha budidaya kucing bengal sejak tahun 2007 silam. Berawal dari hobi yang digelutinya, Elsahal kini memiliki total 20 ekor kucing sengal siap breeding yang ditampilkan di laman www.genxcatrery.com.

Menurutnya, kucing bengal merupakan hasil persilangan antara Asian Leopard Cat dengan kucing American Short Hair yang mulai dihasilkan oleh breeder asal Amerika pada tahun 1960.

Tujuan persilangan ini untuk memenuhi keinginan para pecinta kucing yang menginginkan memelihara leopard, namun tidak membahayakan pemiliknya. Maka kucing bengal menjadi altetnatif kala itu.

Setiap ekornya dijual mulai dari Rp 18 juta hingga Rp 30 juta, tergantung kualitasnya. Setiap bulannya Elsahal mampu menjual 3 ekor hasil anakan dengan omzet mencapai Rp 60 jutaan.

Sedangkan untuk pasar mancanegara, Elsahal membanderol harga yang lebih tinggi. Elsahal mengakui sudah melakukan eksport kucing bengal ini ke berbagai negara Asia, Eropa, Arab Saudi dan Dubai sejak tahun 2013 silam.

Bagi Elsahal membudidaya kucing bengal merupakan hobi yang mendatangkan keuntungan. "Jadi saya tidak hanya fokus ke profit saja, saya bisa dapat teman, penghargaan, nama, kepuasaan, tantangan dari hobi ini, kalau pun saya mendapat uang dari hobi ini, saya menganggapnya sebagai bonus," ungkap Elsahal.

Menurutnya, budidaya kucing bengal masih sangat menjanjikan karena permintaannya cukup tinggi di pasaran. Sampai saat ini, permintaan kucing ini terus berdatangan dari berbagai daerah.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri