Peluang Mini Window Dressing Bulan Juni, Reksadana Ini Jadi Rekomendasi



MOMSMONEY.ID - Bareksa Prioritas melihat ada peluang investasi di Juni dengan memanfaatkan mini window dressing. Secara historikal sejak 1997, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Juni secara statistik naik sebesar 65%. Kenaikan kinerja IHSG tersebut juga berlanjut pada Juli dengan rata-rata sebesar 73%. 

Adapun saat ini, kinerja IHSG secara year to date hingga Mei masih negatif. Namun, Bareksa memproyeksikan ada peluang kinerja IHSG naik. Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan sejak awal tahun sampai dengan akhir Mei, IHSG catatkan kinerja negatif 3,17%. Penurunan tersebut disebabkan oleh sektor energi dan bahan baku yang juga menurun . Namun, penurunan tersebut bisa menjadi peluang untuk investor masuk ke pasar modal dengan valuasi yang murah. 

"IHSG menyentuh level yang cukup menarik di kisaran 6.500-6.600. Secara historis, level tersebut biasanya cukup kuat dan IHSG berpotensi mengalami rebound (pembalikan arah) naik," jelas Christian dalam keterangan tertulis, Senin (12/6). 


Christian mengatakan jika IHSG menunjukkan pembalikan arah, maka investor dapat pertimbangkan untuk akumulasi sejumlah reksadana saham yang memiliki barometer terbaik di Bareksa untuk mendapatkan peluang cuan menarik. Sejumlah reksadana saham dan indeks di aplikasi Bareksa masih sanggup menghasilkan kinerja positif, meski IHSG turun sejak awal tahun.

Katalis yang mendukung kinerja reksadana saham tersebut adalah karena mayoritas memiliki saham dari sektor perbankan dan sektor konsumer yang diborong investor asing. 

Sementara itu, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menjelaskan terdapat potensi investasi yang menarik bagi investor yang mempunyai horison investasi jangka panjang. 

"Biasanya katalis di Juni dapat terjdi dari efek mini window dressing di mana banyak emiten yang melakukan tutup buku di pertengahan tahun," kata Erik. 

Selanjutnya, di Juli investor akan mulai mencermati dari musim pelaporan keuangan kuartal II. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik biasanya akan mengumumkan dividen interim pada pertengahan tahun. Tentunya, hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham, khususnya yang berkapitalisasi besar. 

Erik menjelaskan beberapa katalis yang mempengaruhi pergerakan pasar saham selanjutnya adalah penantian keputusan suku bunga Amerika Serikat (AS) dari The Federal Reserver (The Fed). Erik memproyeksikan kebijakan moneter AS tersebut adakan dilonggarkan karena mempertimbangkan perlambatan ekonomi dan penurunan laju inflasi. 

Faktor eskternal lainnya yang mempengaruhi adalah kesepakatan batas atas utang negara di AS sudah ada kesepakatannya antara presiden dan kongres. Dengan begitu, satu ketidakpastian hilang dan menjadi sentimen positif bagi pasar saham. 

Baca Juga: Peluang Pasar Obligasi di Akhir Siklus Kenaikan Suku Bunga

Managing Partner Bareksa Prioritas Jimmy Teh merekomendasikan investor untuk masuk secara bertahdap ke reksadana saham dan reksadana indeks bagi investor dengan profil risiko agresif dan jangka panjang. "Reksadana saham dan indeks saham mungkin mendapat dorongan positif tidak hanya dari global tetapi domestik. Sebab, data inflasi Indonesia masih terkendali dan menjadi tambahan obat kuat untuk IHSG," kata Jimmy.  

Selain itu, Jimmy menyarankan investor high net-worth individuals (HNWI) untuk melakukan diversifikasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara. Sebab, reksadana ini berpotensi diuntungkan dari optimisme suku bunga Bank Indonesia yang diperkirakan turun lebih cepat setalah inflasi Mei turun ke rentang target BI di level 4% yoy.

Sementara, investor konservatif dan ingin menjaga likuiditas masih perlu melakukan diversifikasi pada produk reksadana pasar uang. Reksadana ini bisa menjadi bantalan ketika pasar bergerak volatil dan bisa memberikan likuiditas untuk jangka pendek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita