Peluang neraca perdagangan surplus di Januari 2016



JAKARTA. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, ada peluang neraca perdagangan Januari 2016 defisit dan surplus tipis. Besok, BPS akan mengumumkan neraca perdagangan Indonesia.

Menurut Sasmito, harga minyak memang masih mengalami penurunan sehingga kinerja ekspor belum mengalami perbaikan. Namun menurunya, harga produk-produk impor di awal tahun juga mengalami penurunan yang cukup tajam.

Sasmito menyebutkan beberapa komoditas impor yang harganya turun, diantaranya produk-produk elektronik, terigu, kedelai, dan sebagainya.

"Penurunan harga elektronik luar negeri turun dalam valuta asing. Sementara penurunan harga bahan pangan impor karena adanya kecenderungan swasembada di berbagai negara sehingga mendorong penurunan permintaan terhadap produk impor global," kata dia kepada KONTAN, Minggu (14/2).

Sayangnya, Sasmito enggan menyebutkan surplus atau defisit yang dimaksud. Menurutnya, belum ada angka final untuk neraca perdagangan tersebut.

Catatan BPS, pada Januari 2015 neraca perdagangan mencatat surplus US$ 710 juta. Surplus tersebut terjadi karena nilai impor mengalami penurunan lebih dalam, yaitu 15,6% year on year (YoY). Sementara nilai ekspor mengalami penurunan 8,09% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia