Peluang panas dari bisnis bakmi pedas



Bakmi Ranjau membidik penikmat makanan pedas. Usaha makanan selalu menonjolkan sensasi pedas ini kini menawarkan kemitraan. Besarnya paket investasi mencapai Rp 75 juta. Pemilik menghitung omzet bulanan mencapai Rp 40 juta, dengan keuntungan bersih 10%.

Makanan pedas memiliki pasar tersendiri. Tak jarang, penikmat makanan pedas sengaja berburu makanan yang bisa memuaskan selera mereka. Peluang ini yang dilirik Puji Irwanto sehingga merintis usaha Bakmi Ranjau pada tahun 2008.

Kedai Bakmi Ranjau menyajikan sekitar 15 menu yang menonjolkan sensasi bakso pedas. Jadi, setiap menu seperti nasi goreng dan bakmi, disajikan bersama bakso yang diolah khusus.


Dalam proses mengolah bakso itu, daging sapi langsung dicampur dengan cabai, sehingga memberi sensasi pedas di tiap gigitan. Harga menu yang ditawarkan Bakmi Ranjau berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per porsi.

Lantaran mulai banyak peminatnya, Puji langsung memberanikan diri menawarkan peluang kemitraan beberapa bulan kemudian. Hingga akhir tahun lalu, sebetulnya Bakmi Ranjau sudah punya empat mitra di Jakarta dan Bekasi.

Sayang, sekarang gerai mitra terpaksa ditutup, lantaran target omzet tidak tercapai. "Mitra salah memilih lokasi, ada juga yang tidak mau terjun langsung, sehingga tidak ada komunikasi dengan karyawannya," klaim Dessy Nataliasari, Pengelola Bakmi Ranjau.

Meski begitu, ia tetap optimistis, ada tambahan tiga gerai baru sampai akhir 2013.  "Kami sudah menata ulang manajemen, supaya gerai mitra nantinya bisa berjalan lancar. Sekarang sistemnya sudah rapih," tutur Dessy.

Investasi Rp 75 jutaBerminat menjajal usaha Bakmi Ranjau? Calon mitra harus menyiapkan investasi sebesar Rp 75 juta. Mitra akan memperoleh banner, peralatan memasak, bahan baku awal, dan pelatihan karyawan.

Mitra juga harus merogoh kocek untuk biaya dekorasi dan pelengkap seperti meja dan kursi. Besaran biaya tergantung luas tempat dan dekorasi yang diinginkan. "Tidak ada syarat luas, tapi kira-kira bisa memuat 20 orang," kata Dessy.

Menurutnya, mengacu pada pengalaman gerai Bakmi Ranjau milik pusat di Pusat Grosir Cililitan (PGC), si pemilik bisa meraup omzet Rp 40 juta-Rp 50 juta sebulan. Keuntungan bersih sekitar 10%-20%. Jika bisa mencapai target tersebut, mitra sudah bisa balik modal sekitar setahun.

Puji tidak memungut biaya royalti dari mitra. Namun, mitra wajib membeli bahan baku dari pusat. Pembelian bahan baku mencapai Rp 12 juta-Rp 15 juta per bulan

Pengamat waralaba, Amir Karamoy menilai, jika semua gerai mitra Bakmi Ranjau tutup, maka tentunya harus ada yang dibenahi. Menurutnya, pemilik Bakmi Ranjau sebaiknya berkonsultasi dengan konsultan bisnis untuk menemukan apa yang salah. "Harus cari tahu dulu kenapa bisa tutup semuanya. Kalau hanya sebagian gerai mitra yang tutup, masih wajar. Tapi, kalau tutup semua, tentu pusat harus berbenah. Manajemen harus diperbaiki," saran Amir.

Di sisi lain, Amir bilang, keunikan produk dalam berbisnis makanan memang perlu. Tapi, yang terutama tetap rasa yang enak. "Bakso pedas memang unik. Namun, apakah rasa seperti itu yang dicari konsumen? Bisa jadi konsumen justru merasa menunya terlalu pedas," ujarnya.          Bakmi Ranjau, Jl. KM Kambuna Blok B1  No. 2 Bekasi Timur. Telp. 021-8827903

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa