Peluang penguatan rupiah hari ini kembali terbuka



JAKARTA. Libur panjang di akhir pekan lalu membuat rupiah tak berdaya menghadapi dollar Amerika Serikat (AS). Namun, peluang penguatan rupiah kembali terbuka, penyokongnya adalah faktor eksternal.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/5) rupiah melemah 0,04% jadi Rp 13.348 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, Rabu (4/5) rupiah tertekan 0,6% ke  Rp 13.246 per dollar AS.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, data tenaga kerja AS yang turun, sebenarnya bisa menjadi katalis positif bagi rupiah. Seperti diketahui, data ADP Non-Farm Employment Change AS menurun menjadi 156.000.


Sementara klaim pengangguran meningkat sebesar 274.000 dari sebelumnya 257.000. Tetapi, USD lebih unggul lantaran libur nasional yang membuat rupiah sepi sentimen domestik.

Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2016  tengah pekan lalu malah melambat, menjadi 4,92% dari kuartal IV-2015 yang mencapai 5,04%. Hal ini akhirnya menekan nilai tukar mata uang Garuda tersebut.

Ekonom Bank Central Asia  (BCA) David Sumual menambahkan, memburuknya data tenaga kerja AS mengurangi potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) bulan Juni. Hal ini dapat menjaga tren penguatan rupiah.

Sementara dari dalam negeri, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dapat mempengaruhi rupiah. Dengan inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat, bank sentral berpeluang kembali memangkas suku bunga bulan ini.

"Tetapi bisa juga BI menurunkan suku bunga di bulan Agustus setelah melihat pengaruh Ramadan dan Idul Fitri terhadap inflasi," papar David.

Sentimen positif bagi rupiah juga bisa berasal dari angka cadangan devisa Indonesia yang bakal dikeluarkan pada 10 Mei ini. Jika nilai cadangan devisa dalam negeri kembali naik, dipastikan rupiah kembali perkasa.

Alhasil, David memprediksi, rupiah di awal pekan menguat di kisaran Rp 13.260-Rp 13.380 per dollar AS. Senada, Putu menduga rupiah akan menguat pada rentang Rp 13.120-Rp 13.370 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto