Peluang rupiah terkoreksi pekan depan masih besar



JAKARTA. Level rupiah di awal pekan cukup terjaga. Namun, sejak pertengahan pekan, kurs rupiah seolah kehilangan daya tahannya atas gempuran USD yang membabi buta.

Di pasar spot, Jumat (20/5) posisi nilai tukar rupiah tergelincir 0,32% ke level Rp 13.608 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Level ini pun sudah tenggelam 2,12% dalam sepekan terakhir. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah terpuruk 0,79% di level Rp 13.573 per dollar AS yang mana dalam sepekan terakhir sudah menukik 1,96%.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menuturkan pelemahan sudah dimulai di awal pekan setelah data China yang buruk. Mulai dari data produksi industri hingga penjualan ritel Negeri Panda yang menukik.


"Lalu ditambah dengan data inflasi AS yang memuaskan serta klaim pengangguran yang turun," jelas Reny. Memang terbaru, data klaim pengangguran AS turun dari 294.000 menjadi 278.000. Ini mempertegas keyakinan The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat seperti yang tersaji dalam risalah pertemuan FOMC Kamis (19/5) lalu.

Menduga pergerakan pekan depan, Reny memperkirakan pelemahan rupiah masih akan berlanjut. "Sederhana, karena memang dominasi USD masih akan kuat dan bargain hunting pelaku pasar terhadap USD," jelasnya.

Sementara, dari dalam negeri, Reny memprediksi tekanan terhadap rupiah masih akan besar. Apalagi mengingat, memasuki akhir bulan, permintaan USD dari pemerintah dan korporasi akan tinggi. Ini membuat koreksi rupiah kian membengkak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie