Peluang terang dari budidaya bunga telang (bagian 1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga telang atau kembang telang merupakan tanaman merambat yang banyak ditemukan di Asia Tenggara. Bunga berwarna biru terang ini ternyata selain untuk pewarna makanan saat ini populer dinikmati layaknya teh.

Butterfly pea, begitu orang Eropa biasa menyebutnya dan membuatnya memiliki nilai ekonomis di luar sebagai bunga hias. Kini bunga telang sudah banyak dijual secara komersial dalam bentuk kering yang biasa disebut teh bunga telang.

Mengenai rasa sebenarnya sangat berbeda dengan teh pada umumnya, malah cenderung tawar. Namun lantaran cara meminumnya dengan diseduh, maka banyak orang menamai teh bunga telang.


Yusuf Martani salah satu pembudidaya bunga telang asal Yogyakarta mengatakan, dahulu bunga telang digunakan untuk tetes mata. Dan baru pada sekarang mulai diketahui manfaatnya sebagai minuman, pewarna alami makanan bahkan dipercaya terdapat kandungan yang baik bagi kesehatan.

Yusuf mulai membudidayakan bunga telang pada 2015. Ia menilai bunga telang mudah dari segi perawatan. "Mudah sekali, kuncinya tidak malas. Lainnya sama seperti tanaman lain," kata Yusuf kepada KONTAN.

Luas lahan yang ditanami bunga telang milik Yusuf sekitar 400 meter, namun guna memenuhi permintaan pasar, dia juga bekerja sama dengan petani bunga telang di daerahnya. Harga bunga telang kering yang diproduksi Yusuf dijual Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per kilogram (kg). "Sebulan rata-rata pesanan bunga kering mencapai 10 kg–30 kg ," tambah Yusuf.

Pembudidaya bunga telang lainnya adalah Shabrina Atma Pratiwi. Dara yang bertempat tinggal di Cirebon Jawa Barat tersebut memulai budidaya bunga telang sejak 2018. Ilmu budidaya ia peroleh dari melihat video di Youtube dan beberapa artikel mengenai manfaat bunga telang.

Shabrina mulai memasarkan bunga telang kering produksinya pada bulan Maret tahun ini. Tak disangka meski belum begitu deras pesanan, namun disyukuri Shabrina pesanan terus ada.

Berbeda dengan Yusuf yang bekerja sama dengan petani telang di lingkungannya, Shabrina m membudidayakan telang sendiri. "Belum banyak hanya di halaman rumah karena kan baru juga bulan Maret mulai jualan, ini mau rencana buat lagi diperbanyak," kata Shabrina.

Bunga telang kering milik Shabrina dijual per 10 gram dengan harga Rp 15.000. Dalam sehari ia mampu memproduksi 20-30 gram bunga kering. "Pemasaran masih dari mulut ke mulut, WhatsApp, media sosial, belum bisa masuk ke toko karena produk belum banyak," cerita Shabrina.

Dalam sebulan Shabrina mampu mengantongi omzet sekitar Rp 2 juta dari penjualan bunga telang kering tersebut.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon