JAKARTA. Produk tanpa brand atau merek bisa dibilang kurang lengkap. Keberadaannya tak ubah sebagai identitas atau pengenal suatu produk. Nah, dalam industri fesyen atau apparel, merek biasanya diwakili dengan penggunaan hang tag dan label.Fungsi keduanya hampir sama. Hanya, bentuk dan penempatannya yang berbeda. Label melekat langsung pada setiap produk, dan biasanya hanya berisi informasi logo dan merek. Sedangkan, hang tag digantung pada produk, dan menampilkan lebih banyak informasi, karena mempunyai area lebih luas serta banyak variasi desain unik. Hang tag bisa memuat nama bisnis, logo, petunjuk perawatan, harga dan rincian penting lainnya. Salah satu yang menggeluti bisnis pembuatan hang tag dan label di Semarang, Jawa Tengah adalah Suyanto. Melalui bendera Elsyarin.com, ia menawarkan jasa desain sekaligus percetakan sejak tahun 2011. Menurutnya, pembuatan label dan hang tag sangat membantu industri konveksi dan fesyen, karena mampu menjadi penyampai informasi tentang produk mereka, mulai dari brand, kualitas, size hingga harga. Pemain lain, Muhammad Zaky menilai, usaha pembuatan label dan hang tag cukup menjanjikan. "Pasarnya bagus, apalagi sekarang sedang tren usaha distro dan butik yang mengusung merek sendiri," tutur pemilik usaha Labelbaju.com ini. Zaky memulai usaha ini sejak Maret 2010.Menurutnya, peran label dan hang tag sangat penting karena bisa memperkuat merek dagang, sekaligus menghindari pemalsuan produk. "Jadi, calon konsumen pun lebih yakin membeli produk, dan berkesan eksklusif dan lebih profesional," jelasnya. Biasanya, pembuat hang tag sekaligus melayani pengerjaan label. Pemilik Gudang Label di Bandung, Ida Irawan mengaku, menerima aneka order untuk mendongkrak penghasilan. Menurutnya, pertumbuhan permintaan hang tag belum setinggi pesanan label. Buktinya, ketika memulai usaha pada 2010, ia hanya menerima empat order label sebulan. Kini, ia bisa menggarap 60 order setiap bulan. "Kalau di sini, hang tag kurang populer. Banyak pemilik brand lokal yang menilai itu pemborosan," ungkap Ida. Maklum, para pemilik merek menilai, hang tag akan dibuang oleh pembeli setelah baju dipakai. Tapi, di tempat lain, tak sedikit pemilik merek yang tetap menggunakan hang tang. Pasalnya, hang tag bisa menjadi sarana promosi yang relatif murah dan efektif dibandingkan beriklan di media massa atau baliho. Tak heran, penggunaannya pun kini meluas ke industri lain, seperti makanan dan sepatu. Bisa desain khususSuyanto bilang, pembuatan satu label atau hang tag membutuhkan waktu lima hari. Klien bisa mengirimkan desain atau bentuk yang mereka inginkan dengan format jpeg. "Yang penting desainnya jelas, untuk ukuran bisa didiskusikan via telepon," paparnya. Namun, ia akan meminta waktu satu minggu hingga dua minggu, jika klien meminta bentuk hang tag yang unik atau berbeda dari bentuk normal kotak atau persegi panjang. Tarif pembuatan label atau hang tag di Elsyarin.com bervariasi, tergantung jenis bahan dan desain. Suyanto mematok tarif mulai dari Rp 100.000-Rp 200.000 untuk label 200 pieces. Asal tahu saja, ia menyediakan label bordir, digital printing hingga label satin.Sementara, harga hang tag desain normal dibanderol mulai dari Rp 100.000 per 200 pieces. Tapi, harganya akan lebih mahal, jika desain dikerjakan oleh tim Elsyarin. Biasanya ini untuk desain yang unik, seperti lingkaran, oval, belah ketupat, atau cutting sesuai outline. Klien harus merogoh biaya tambahan Rp 50.000. Suyanto mengaku, bisa menerima lima order dalam sehari. Makanya, dalam sebulan, ia bisa meraih omzet sekitar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. "Kalau konveksi sedang ramai, bisa dapat omzet sampai Rp 40 juta sebulan," ungkapnya.Zaky bilang, klien yang datang ke Label Baju bisa membawa desain sendiri, ataupun minta dibuatkan desain. Ia menyiapkan contoh label dan hang tag untuk berbagai produk, seperti fesyen dan sepatu.Setelah mengantongi desain yang akan dikerjakan, Zaky terlebih dahulu berkonsultasi dengan klien mengenai bahan, warna dan kesan yang ingin dimunculkan pada hang tag ataupun label. "Umumnya, desain menggunakan perpaduan antara font dan siluet," ujar pria kelahiran Demak, 29 tahun silam ini. Rata-rata, ia bisa merampungkan satu pesanan dalam waktu dua minggu. Maklum, setelah desain rampung, ia harus menunjukkan sampelnya kepada klien. Jika, klien setuju, baru dilanjutkan proses pencetakan. Label Baju mematok tarif hang tag dan label berkisar Rp 400.000 hingga Rp 1 juta per 100-500 pieces. Harga tergantung bahan dan kerumitan desain. Dalam sebulan, Zaky bisa memproduksi 50.000 lusin hang tag dan label. Ia bisa mengantongi omzet ratusan juta rupiah setiap bulan. Klien Zaky tak hanya dari dalam negeri, tapi sudah merambah Malaysia, Singapura dan Qatar. Makanya, ke depan, ia berencana lebih ekspansif, dengan membuka agen di berbagai negara, terutama kawasan Asia Tenggara. "Langkah awal, Januari 2014, kami akan buka agen di Malaysia," ujarnya. Rata-rata, pemain di bisnis pembuatan label dan hang tag menerapkan sistem pemesanan secara online dan pemasaran melalui dunia maya. Ida yang berpromosi melalui gudanglabel.com mengaku, cara ini lebih efektif dan efisien. "Pelanggan bisa langsung diskusi melalui chatting atau e-mail. Cara ini lebih simpel ketimbang harus datang ke tempat kami," jelasnya. Pelanggan hanya perlu mengirim desain berformat JPEG atau vektor corel draw. Kata Ida, tidak ada patokan khusus ukuran minimal desain bisa diproduksi menjadi hang tag. Namun, klien harus bisa menakar resolusi desain agar tidak pecah saat dicetak.Untuk hang tag satu sisi, Gudang Label mematok harga Rp 300.000 per 1.000 pieces. Hang tag dua sisi dibanderol Rp 350.000 per 1.000 pieces. Ida memang membatasi pesanan minimal 1.000 pieces. Tarif pembuatan label bervariasi, tergantung jenis bahan dan jumlah pemesanan. Misalnya, 3.600 pieces label dari bahan woven damask dibanderol Rp 650.000. Pengerjaannya butuh waktu empat minggu. Dari bisnis hang tag dan label, Ida bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Peluang tergantung di label produk
JAKARTA. Produk tanpa brand atau merek bisa dibilang kurang lengkap. Keberadaannya tak ubah sebagai identitas atau pengenal suatu produk. Nah, dalam industri fesyen atau apparel, merek biasanya diwakili dengan penggunaan hang tag dan label.Fungsi keduanya hampir sama. Hanya, bentuk dan penempatannya yang berbeda. Label melekat langsung pada setiap produk, dan biasanya hanya berisi informasi logo dan merek. Sedangkan, hang tag digantung pada produk, dan menampilkan lebih banyak informasi, karena mempunyai area lebih luas serta banyak variasi desain unik. Hang tag bisa memuat nama bisnis, logo, petunjuk perawatan, harga dan rincian penting lainnya. Salah satu yang menggeluti bisnis pembuatan hang tag dan label di Semarang, Jawa Tengah adalah Suyanto. Melalui bendera Elsyarin.com, ia menawarkan jasa desain sekaligus percetakan sejak tahun 2011. Menurutnya, pembuatan label dan hang tag sangat membantu industri konveksi dan fesyen, karena mampu menjadi penyampai informasi tentang produk mereka, mulai dari brand, kualitas, size hingga harga. Pemain lain, Muhammad Zaky menilai, usaha pembuatan label dan hang tag cukup menjanjikan. "Pasarnya bagus, apalagi sekarang sedang tren usaha distro dan butik yang mengusung merek sendiri," tutur pemilik usaha Labelbaju.com ini. Zaky memulai usaha ini sejak Maret 2010.Menurutnya, peran label dan hang tag sangat penting karena bisa memperkuat merek dagang, sekaligus menghindari pemalsuan produk. "Jadi, calon konsumen pun lebih yakin membeli produk, dan berkesan eksklusif dan lebih profesional," jelasnya. Biasanya, pembuat hang tag sekaligus melayani pengerjaan label. Pemilik Gudang Label di Bandung, Ida Irawan mengaku, menerima aneka order untuk mendongkrak penghasilan. Menurutnya, pertumbuhan permintaan hang tag belum setinggi pesanan label. Buktinya, ketika memulai usaha pada 2010, ia hanya menerima empat order label sebulan. Kini, ia bisa menggarap 60 order setiap bulan. "Kalau di sini, hang tag kurang populer. Banyak pemilik brand lokal yang menilai itu pemborosan," ungkap Ida. Maklum, para pemilik merek menilai, hang tag akan dibuang oleh pembeli setelah baju dipakai. Tapi, di tempat lain, tak sedikit pemilik merek yang tetap menggunakan hang tang. Pasalnya, hang tag bisa menjadi sarana promosi yang relatif murah dan efektif dibandingkan beriklan di media massa atau baliho. Tak heran, penggunaannya pun kini meluas ke industri lain, seperti makanan dan sepatu. Bisa desain khususSuyanto bilang, pembuatan satu label atau hang tag membutuhkan waktu lima hari. Klien bisa mengirimkan desain atau bentuk yang mereka inginkan dengan format jpeg. "Yang penting desainnya jelas, untuk ukuran bisa didiskusikan via telepon," paparnya. Namun, ia akan meminta waktu satu minggu hingga dua minggu, jika klien meminta bentuk hang tag yang unik atau berbeda dari bentuk normal kotak atau persegi panjang. Tarif pembuatan label atau hang tag di Elsyarin.com bervariasi, tergantung jenis bahan dan desain. Suyanto mematok tarif mulai dari Rp 100.000-Rp 200.000 untuk label 200 pieces. Asal tahu saja, ia menyediakan label bordir, digital printing hingga label satin.Sementara, harga hang tag desain normal dibanderol mulai dari Rp 100.000 per 200 pieces. Tapi, harganya akan lebih mahal, jika desain dikerjakan oleh tim Elsyarin. Biasanya ini untuk desain yang unik, seperti lingkaran, oval, belah ketupat, atau cutting sesuai outline. Klien harus merogoh biaya tambahan Rp 50.000. Suyanto mengaku, bisa menerima lima order dalam sehari. Makanya, dalam sebulan, ia bisa meraih omzet sekitar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. "Kalau konveksi sedang ramai, bisa dapat omzet sampai Rp 40 juta sebulan," ungkapnya.Zaky bilang, klien yang datang ke Label Baju bisa membawa desain sendiri, ataupun minta dibuatkan desain. Ia menyiapkan contoh label dan hang tag untuk berbagai produk, seperti fesyen dan sepatu.Setelah mengantongi desain yang akan dikerjakan, Zaky terlebih dahulu berkonsultasi dengan klien mengenai bahan, warna dan kesan yang ingin dimunculkan pada hang tag ataupun label. "Umumnya, desain menggunakan perpaduan antara font dan siluet," ujar pria kelahiran Demak, 29 tahun silam ini. Rata-rata, ia bisa merampungkan satu pesanan dalam waktu dua minggu. Maklum, setelah desain rampung, ia harus menunjukkan sampelnya kepada klien. Jika, klien setuju, baru dilanjutkan proses pencetakan. Label Baju mematok tarif hang tag dan label berkisar Rp 400.000 hingga Rp 1 juta per 100-500 pieces. Harga tergantung bahan dan kerumitan desain. Dalam sebulan, Zaky bisa memproduksi 50.000 lusin hang tag dan label. Ia bisa mengantongi omzet ratusan juta rupiah setiap bulan. Klien Zaky tak hanya dari dalam negeri, tapi sudah merambah Malaysia, Singapura dan Qatar. Makanya, ke depan, ia berencana lebih ekspansif, dengan membuka agen di berbagai negara, terutama kawasan Asia Tenggara. "Langkah awal, Januari 2014, kami akan buka agen di Malaysia," ujarnya. Rata-rata, pemain di bisnis pembuatan label dan hang tag menerapkan sistem pemesanan secara online dan pemasaran melalui dunia maya. Ida yang berpromosi melalui gudanglabel.com mengaku, cara ini lebih efektif dan efisien. "Pelanggan bisa langsung diskusi melalui chatting atau e-mail. Cara ini lebih simpel ketimbang harus datang ke tempat kami," jelasnya. Pelanggan hanya perlu mengirim desain berformat JPEG atau vektor corel draw. Kata Ida, tidak ada patokan khusus ukuran minimal desain bisa diproduksi menjadi hang tag. Namun, klien harus bisa menakar resolusi desain agar tidak pecah saat dicetak.Untuk hang tag satu sisi, Gudang Label mematok harga Rp 300.000 per 1.000 pieces. Hang tag dua sisi dibanderol Rp 350.000 per 1.000 pieces. Ida memang membatasi pesanan minimal 1.000 pieces. Tarif pembuatan label bervariasi, tergantung jenis bahan dan jumlah pemesanan. Misalnya, 3.600 pieces label dari bahan woven damask dibanderol Rp 650.000. Pengerjaannya butuh waktu empat minggu. Dari bisnis hang tag dan label, Ida bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News