Peluncuran ATM Himbara mundur lagi



JAKARTA. Penggabungan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) molor lagi. Rencana awal, peluncuran perdana konsolidasi 50 mesin ATM Himbara Link Merah Putih bakal digelar, Rabu (16/12), di Pasar Tanah Abang.

Menurut Executive Vice President E-Banking Bank Rakyat Indonesia (BRI), Dicky Rozano, penundaan peluncuran ATM Himbara lantaran menunggu Menteri BUMN Rini Soemarno kembali dari kunjungan kerja luar negeri. Faktor lain, petinggi masing-masing bank BUMN sibuk.

Dus, peluncuran ATM bank Himbara diundur menjadi Senin (21/12). “Ditunda lebih karena soal jadwal saja,” ujar Dicky, Rabu, (16/12).


Senada, Senior Vice President Transaction Banking Retail Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji menambahkan, empat bank BUMN yang terlibat dalam proyek ATM Himbara sudah merampungkan seluruh persiapan teknis.

Sejatinya, realisasi konsolidasi jaringan mesin ATM empat bank BUMN, yakni Bank Mandiri, BRI, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) telah beberapa kali tertunda.

Awalnya, pemerintah yang diwakili Kementerian BUMN memberi titah kepada empat bank pemerintah untuk mengonsolidasikan mesin ATM dengan tenggat waktu September 2015. Empat bank sulit mencapai kata sepakat lantaran masih menghitung untung rugi konsolidasi ATM.

Salah satu poin pembahasan yang alot yakni bujet yang harus dikeluarkan bank dalam rangka pengadaan jumlah ATM. Pilihannya, bujet secara proporsional atau dibagi sama rata.

Selain molor, konsolidasi ATM juga meleset dari ambisi pemerintah yang menginginkan beroperasinya 800 mesin ATM Himbara pada pengujung tahun ini. Empat bank Himbara pun sempat memangkas target jumlah ATM konsolidasi menjadi 200 sebelum akhirnya kembali dipangkas menjadi 50 unit.

Dengan kata lain, penambahan 750 unit mesin ATM Himbara baru bisa dilakukan pada tahun 2016. Yang jelas, peluncuran ATM Himbara bakal dinanti nasabah. Sebab, konsolidasi ATM bank pelat merah dipastikan menghemat biaya transaksi yang dibebankan kepada nasabah.

Gambarannya, tarif transaksi transfer antar bank pelat merah akan berkurang jadi Rp 4.000, dari Rp 7.500 per transaksi atau turun 46%. Tak hanya itu, nasabah bank BUMN juga akan memotong tarif tarik tunai di bank lain, yang semula Rp 7.500 menjadi hanya Rp 500 atau turun 93% di mesin ATM Himbara.

Biaya operasional bank pun terpangkas. Saat ini, satu mesin ATM membutuhkan anggaran Rp 19 juta saban bulan. Dengan konsolidasi bisa ditanggung bersama oleh empat bank BUMN.

Asal tahu saja, pemerintah pertama kali meminta bank BUMN menggabungkan mesin ATM pada Februari 2015. Hingga akhir tahun lalu, BTN memiliki 1.800 mesin ATM. Sementara, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing 15.000-20.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie