Peluncuran layanan baru tertunda, saham Rakuten ambles



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan internet Jepang Rakuten mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk mendorong kembali peluncuran layanan mobile-nya secara komersial. Hal ini menjadi sebuah kemunduran untuk miliarder dan pendiri Rakuten Hiroshi Mikitani untuk mengguncang pasar telekomunikasi negara tersebut.

Dilansir dari Reuters, saham Rakuten turun 7% setelah media melaporkan berita tentang peluncuran layanan yang tertunda. Sejumlah analis sektor teknologi menyebut, jika berhasil, layanan ini dapat menurunkan hambatan bagi pendatang baru di pasar lain.

Baca Juga: Saat lawatan ke Beijing, Merkel: Perang dagang AS-China memengaruhi seluruh dunia


Mikitani tidak memberikan tanggal baru untuk peluncuran baru yang awalnya dijadwalkan pada Oktober. Tetapi ia mengatakan rencana tersebut akan direalisasikan sebelum akhir tahun.

Rakuten akan menawarkan layanan seluler gratis kepada 5.000 pelanggan mulai bulan depan. Mikitani bilang keputusan ini dibuat untuk memastikan stabilitas jaringan.

Rakuten mengatakan telah secara radikal memangkas biaya untuk membangun jaringan baru dengan menggunakan perangkat lunak berbasis cloud dan perangkat keras yang dikomoditisasi alih-alih menggunakan radio nirkabel miliknya.

Namun, hal itu mengalami keterlambatan dalam pembangunan stasiun pangkalan jaringan. Kementerian Telekomunikasi Jepang pun sudah memerintahkan Rakutan mempercepat pembangunan tersebut.

Baca Juga: BP akan menjual lebih banyak minyak mentah Amerika ke Asia

Mikitani sendiri telah membantah penundaan peluncuran itu karena keterlambatan pembangunan jaringan. Ketika layanan komersial diluncurkan, maka akan memudahkan operator saingan.

Di sisi lain, Rakuten pada bulan lalu melaporkan kerugian operasional yang tidak terduga untuk kuartal April-Juni, karena berinvestasi besar-besaran di jaringan nirkabel.

Selain itu, Rakutan juga menerima pukulan dari penurunan nilai sahamnya di perusahaan pengendara sepeda Lyft Inc.

Baca Juga: Pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika pada bulan Agustus diprediksi melambat

Editor: Tendi Mahadi