Pemain besar tak pusing persaingan bisnis uang elektronik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis uang elektronik tengah naik daun. Nilai serta volume transaksinya pun kian bertambah banyak. Tak ayal pemain baru pun bermunculan.

Data Bank Indonesia (BI) per November 2017 menunjukkan, nominal transaksi uang elektronik mencapai Rp 1,64 triliun, naik 98% dibanding November 2016. Sementara volume transaksi melesat 93% menjadi 128,51 juta transaksi.

Sedangkan pertumbuhan jumlah uang elektronik mencapai 130% menjadi 113,72 juta kartu, dari sebelumnya 49,41 juta kartu.


Bisnis uang elektronik bakal semakin semarak oleh kehadiran pemain baru dari grup besar. Seperti diberitakan sebelumnya, Grup Salim dan peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk tengah mengajukan izin pengelolaan uang elektronik ke Bank Indonesia (BI).

Para bankir tenang-tenang saja menghadapi persaingan ini. Direktur Bank Central Asia (BCA) Santoso Liem menilai masuknya pemain baru sebagai hal baik. "Ini positif karena semakin banyak pemain, makin bagus mendorong transaksi non tunai," ujar Santoso, kemarin.

Sampai akhir 2017, nominal transaksi uang elektronik BCA  mencapai Rp 1,1 triliun, naik 39%. Sedangkan kartu uang elektronik BCA kini  berjumlah 14,6 juta.

Senada, Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi  tak memusingkan pemain baru. Ia mengatakan, pihaknya akan mengajak sinergi beberapa bank dan institusi untuk bersama-sama membangun less cash society.

Bank Mandiri sendiri mempersiapkan sejumlah strategi, antara yakni penguatan penjualan, memperbanyak titik top up (isi ulang) dan membangun use case baru. Hingga Desember 2017, jumlah kartu uang elektronik Bank Mandiri bertajuk eMoney, sudah mencapai 13 juta kartu dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,5 triliun.

Sementara SEVP Teknologi Informasi Bank Negara Indonesia (BNI) Dadang Setiabudi menyebut, transaksi TapCash BNI sudah tumbuh 200% dari tahun lalu. "Kami juga akan menambah beberapa fitur baru untuk meningkatkan kenyamnan," imbuh Dadang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini