KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet alias tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) di Industri fintech peer to peer (P2P) lending di Tanah Air rerata berada di bawah ambang batas ketentuan regulator. Namun, terdapat sejumlah daerah yang punya rasio ini di atas ketentuan. Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi dengan rasio TWP90 tertinggi sebesar 5,80% per November 2023. Sementara itu, tingkat kredit macet rerata industri berada di level 2,81%. OJK mencatat terdapat 137.555 penerima pinjaman aktif di provinsi NTB dengan outstanding pinjaman mencapai Rp 501,67 miliar hingga November 2023 lalu. Lantas bagaimana kondisi kredit macet di sejumlah penyelenggara pinjaman online (pinjol)?
PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) menyatakan bahwa rasio kredit macet perusahaan rendah di semua daerah. Saat ini TWP90 Akseleran ada di level 0,44% dan bakal terus dipertahankan tak lebih dari 1% sejak 2020. Baca Juga: Indodana Gandeng Bank DBS Untuk Menjadi Lender Bagi Nasabahnya Founder dan Group CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan kunci mempertahankan TWP90 di level rendah yaitu ada pada asesmen pinjaman yang prudent dan tidak ada cara lainnya. “Makanya di Akseleran kita buat prudence ini sebagai budaya. Apalagi produk pinjaman kami itu cashflow based lending product, yang tidak punya fixed asset sebagai jaminan. Sehingga penting sekali dilakukan asesmen pinjaman secara prudent,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (5/1). Ivan menjelaskan, dari asesmen pinjaman ini pihaknya memastikan kepastian dari cashflow calon debitur itu cukup atau memadai untuk bisa melakukan pembayaran pinjaman. Pihaknya memastikan underlying pinjaman kepada calon debitur seperti invoice, kontrak hingga inventory-nya telah sesuai, selain itu memastikan calon debitur punya history pinjaman yang baik. “Sehingga ini berhasil mempertahankan TWP90 kami yang rendah secara konsisten, bahkan dari zaman 2020 di masa Covid TWP90 kami rendah,” jelasnya. Ivan menuturkan, Akseleran juga memiliki asuransi kredit sebagai lini pertahanan terakhir untuk melindungi pemberi pinjaman. Menurutnya, asuransi kredit ini melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak. “Jadi dari pinjaman yang akhirnya jadi NPL yang sudah tersaring melalui asesmen pinjaman yang prudent tadi kami bisa cover dengan asuransi kredit,” tandasnya. Baca Juga: Maucash Menilai Penurunan Bunga Pinjaman Fintech Berdampak Positif ke Kinerja