Pemain Fintech Yakin Lender Masih Tertarik Investasi Meski Bunga Akan Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batas maksimal suku bunga fintech bakal turun tahun depan. Meski begitu, penurunan bunga ini diyakini tidak akan mengurangi minat lender membenamkan dana di fintech peer to peer lending. 

Fintech peer to peer lending (P2P) PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyebut tingkat bunga untuk lender Akseleran di tahun 2024 akan tetap sebesar 10%. 

Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan penurunan batas maksimal bunga tidak berpengaruh pada Akseleran. Hal itu disebabkan karena rata-rata pinjaman total borrowing cost di angka 22,5% per tahun.


"Angka tersebut masih berada di batas bawah, jadi tidak ada pengaruhnya," ungkap Ivan pada Kontan.co.cid, Selasa (26/12).

Baca Juga: Sejumlah Fintech P2P Lending Masih Fokus Garap Pasar di Pulau Jawa

Dengan begitu di tahun 2024, Akseleran optimistis lender akan tetap tertarik untuk memberikan dana pinjaman. Meski begitu, ivan mengatakan hal tersebut harus tetap dengan melihat profil risikonya. 

"Kalau bunga rendah tapi risiko tinggi ya tidak akan tertarik," jelas Ivan.

Ivan mengatakan Akseleran telah memperiapkan strategi.  Akseleran akan selalu  mengedepankan peace of mind bagi para lenders, dengan risiko yang relatif rendah karena non performing loan (NPL) rendah. 

"Selain itu juga adanya proteksi asuransi pinjaman melindungi 99% pokok pinjaman dalam hal terjadi pinjaman yang macet," ujar Ivan.

Ivan menargetkan untuk jumlah pertumbuhan lender di tahun 2024 akan mencapai 50% dari lender ritel dan 50% dari lender institusi. Ia juga menargetkan tahun depan dapat menyalurkan pendanaan senilai Rp 3,8 triliun.

Hingga saat ini, Ivan bilang, telah ada lender retail sejumlah lebih dari 200.000. Sedangkan untuk lender institusional ada belasan yang terdiri dari bank-bank umum. 

"Kami juga ada dari OCBC, BCA, Bank Jtrust, BRI Agro, Mandiri, Bank Maspion, BPR Supra, dan masih ada lainnya," ungkap Ivan.

Sementara itu, fintech P2P lending Modalku memberikan tingkat bunga yang variatif pada lender sesuai dengan portofolio UMKM yang didanai. Hal itu membuat Modalku optimis jumlah lender akan terus tumbuh konsisten. 

Country Head Modalku, Arthur Adisusanto bilang, secara umum pemberi dana (lender) bisa memperoleh tingkat bunga yang variatif. Tingkat bunga di Modalku cukup variatif sesuai dengan portofolio UMKM yang didanai pemberi dana.

"Untuk bunganya sekitar 10% – 17% per tahunnya tergantung dengan preferensi dan toleransi risiko masing-masing pemberi dana," ungkap Arthur.

Hingga kini, Arthur mengatakan, telah ada lebih dari 230.000 pemberi dana di Modalku. Jumlah tersebut terdiri dari individu maupun institusi yang telah terdaftar di Grup Modalku. 

Soal akan adanya penurunan suku bunga di tahun 2024, menurut Arthur, tidak berdampak signifikan bagi para pemberi dana Modalku. Arthur mengatakan, penurunan tingkat suku bunga di tahun 2024 masih sesuai dengan batas maksimal bunga yang dikenakan Modalku.

"Harapannya minat pemberi dana tetap terjaga karena produk yang ditawarkan Modalku masih kompetitif dengan range bunga yang bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing pemberi dana," ujar Arthur.

Baca Juga: Modalku Beri Tingkat Bunga Variatif ke Lender, Berkisar 10%-17% Per Tahun

Arthur menjelaskan Modalku akan terus aktif melakukan pengawasan dan evaluasi secara ketat terkait dengan penyesuaian tersebut. Bunga yang ditetapkan untuk para pemberi dana di Modalku mengikuti dengan bunga yang ditetapkan kepada UMKM yang akan menjadi penerima dana. 

"Kami juga berharap, aturan baru ini bisa turut menciptakan ekosistem fintech yang lebih sehat," jelas Arthur.

Modalku juga telah menyiapkan strategi agar pemberi dana tetap tertarik mendanai di Modalku. Salah satunya dengan menjaga portofolio UMKM yang danai tetap positif melalui penilaian kredit yang komprehensif. 

"Kami juga menawarkan program yang dapat menarik minat pemberi dana agar memperoleh keuntungan yang lebih melalui berbagai promosi yang kami lakukan secara periodik," kata Arthur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat