KONTAN.CO.ID - Untuk menyelamatkan industri kabel dalam negeri, Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan bersatu menghadapi gemburan kabel impor. Terutama dari China dan Korea. Menurut Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) Noval Jamallulail, selama ini impor dari kedua negara tersebut sudah oversupply. Untuk mengatasinya adalah dengan adanya penerapan TKDN. "Kami memang sengaja, karena ingin melindungi pemain lokal, karena mereka maunya ekspor," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/9). Hal ini membuat China dan Korea terpaksa harus joint venture dengan pemain lokal dan membangun pabrik atau menambah kapasitas yang sudah ada. Noval melanjutkan, mereka sempat meminta asosiasi untuk meringankan kebijakan tersebut. Namun ia menolaknya dengan alasan aturan tersebut telah final.
Pemain kabel asing kudu gandeng lokal
KONTAN.CO.ID - Untuk menyelamatkan industri kabel dalam negeri, Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan bersatu menghadapi gemburan kabel impor. Terutama dari China dan Korea. Menurut Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) Noval Jamallulail, selama ini impor dari kedua negara tersebut sudah oversupply. Untuk mengatasinya adalah dengan adanya penerapan TKDN. "Kami memang sengaja, karena ingin melindungi pemain lokal, karena mereka maunya ekspor," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/9). Hal ini membuat China dan Korea terpaksa harus joint venture dengan pemain lokal dan membangun pabrik atau menambah kapasitas yang sudah ada. Noval melanjutkan, mereka sempat meminta asosiasi untuk meringankan kebijakan tersebut. Namun ia menolaknya dengan alasan aturan tersebut telah final.