KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar produk
hand sanitizer pada paruh kedua tahun ini diperkirakan bakal lebih menantang. Salah satu tantangan berasal dari tingkat persaingan yang semakin ketat. Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk (
TCID) Alia Dewi mengatakan, jumlah pemain produk
hand sanitizer saat ini sudah bertambah menjadi lebih banyak dibanding ketika pandemi corona (covid-19) pertama kali merebak di Indonesia beberapa waktu lalu. Akibatnya, jumlah produk hand sanitizer yang beredar di pasaran menjadi lebih banyak dibanding sebelumnya. “Suplai produk jenis ini di pasar sudah cukup mulai stabil, cukup banyak kompetitornya,” kata Alia saat dihubungi Kontan.co.id pada Kamis (9/7).
Baca Juga: Cegah keramaian, Pemprov DKI masih larang live musik selama PSBB transisi Mandom Indonesia merupakan pemain baru di pasar
hand sanitizer. Emiten kosmetik berkode saham TCID ini baru merilis produk
hand sanitizer dengan merek dagang Mandom Hand Sanitizer pada April 2020 lalu. Sejauh ini, Alia mengaku masih belum bisa membeberkan realisasi produksi dan penjualan Mandom Hand Sanitizer. Namun ia bilang, porsi kontribusinya masih terbilang kecil apabila dibandingkan dengan kontribusi produk lainnya.
Baca Juga: Ini tips dari dokter Reisa bagi penyandang penyakit tidak menular saat sekarang ini Sebagai gambaran, sebelumnya penjualan bersih TCID ditopang oleh penjualan lini produk-produk kosmetik. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, penjualan bersih TCID sebelum dikurangi bonus distributor dan retailer (penyesuaian PSAK 722) sebesar Rp 7,28 miliar tercatat sebesar Rp 573,07 miliar di kuartal I 2020. Secara terperinci, realisasi tersebut terdiri dari penjualan produk perawatan rambut sebesar Rp 240,10 miliar, produk perawatan kulit dan rias sebesar Rp 201,97 miliar, produk wangi-wangian sebesar Rp 122,69 miliar, dan produk lain-lain sebesar Rp 8,29 miliar. Terlepas dari ketatnya persaingan yang ada, TCID siap berkompetisi dan terus memaksimalkan penjualan produk
hand sanitizer. “Sekarang kami fokus meningkatkan penetrasi pasar,” kata Alia.
Baca Juga: Pengelola bioskop seluruh Indonesia pastikan beroperasi kembali minggu depan Pandangan serupa juga disampaikan oleh Enesis Group, sebuah perusahaan
fast moving consumer goods (FMCG) asal Indonesia yang juga memproduksi produk
hand sanitizer dengan merek dagang Antis. Chief Operating Officer Enesis Group, Budiman Goh mengatakan, lonjakan kebutuhan akan produk
hand sanitizer yang signifikan ketika pandemi corona merebak pada awal Maret 2020 lalu menyebabkan banyaknya pemain-pemain produk
hand sanitizer baru yang bermunculan. “Sekarang banyak produsen baik UMKM rumahan, institusi pendidikan, bahkan pabrik-pabrik yang selama ini belum pernah berurusan dengan
hand sanitizer pun ikut produksi, jumlahnya cukup banyak yang kelas pabrikan ini,”’ kata Budiman kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).
Baca Juga: Wishnutama imbau restoran tetap patuhi protokol kesehatan Meski begitu, jumlah pemain yang bertambah tidak diikuti oleh pertumbuhan permintaan. Sebaliknya, permintaan
hand sanitizer belakangan sudah tidak sekencang’ sebelumnya ketika pandemi corona pertama kali merebak. Akibatnya, pasar
hand sanitizer menjadi jenuh. “Dari Mei hingga sekarang pasar cukup jenuh dengan
hand sanitizer,” pungkas Budiman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati