Tiga produsen semen anyar tak gentar masuk pasar



JAKARTA. Pasar semen di Pulau Jawa berpotensi makin padat dengan kehadiran pemain baru yang ditargetkan mulai beroperasi 2015. Setidaknya ada tiga investor anyar yang siap meramaikan pasar semen domestik. Yaitu PT Cemindo Gemilang, PT Semen Jawa, dan PT Kawasan Berikat Nusantara.

Kehadiran para pemain baru, menurut Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen. Hal ini tentu positif bagi pasar. "Bila persaingan meningkat berpotensi mempengaruhi kinerja perusahaan," katanya kemarin.

Bagi pemain baru, cara efektif untuk bisa meraih perhatian pasar adalah dengan bermain di sisi harga yang lebih kompetitif.


Adapun bagi pemain lama, menurut Widodo harus lebih berhati-hati. Bila strategi perang harga berhasil, mau tidak mau pemain semen lama harus mengikuti harga pasaran.

Ketiga pemain anyar tersebut terbilang tepat menyasar pulau Jawa. Saat ini, pulau terpadat di Indonesia ini merupakan pasar semen terbesar di pasar domestik.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dari Januari sampai Agustus 2013, penjualan semen di Jawa sudah mencapai 20,1 juta ton. Jumlah ini setara 55,5% dari total penjualan semen di pasar domestik.

Persaingan di Jawa kian sengit

Untuk saat ini, baru tiga perusahaan yang terbilang menguasai pasar ini. Posisi pertama diisi oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dengan porsi sekitar 40,3%. Sementara posisi kedua dan ketiga ditempati oleh PT Semen Indonesia Tbk dan PT Semen Holcim Indonesia Tbk masing-masing dengan 39% dan 18,7%. Dan 2% sisanya diisi oleh PT Semen Bosowa.

Meski diprediksi akan makin ketat, namun para investor baru menyatakan tak takut. Pasalnya kebutuhan semen di dalam negeri diyakini akan terus tumbuh positif.

Aan Selamat, Presiden Direktur Cemindo Gemilang yakin volume produksi perusahaan ini sebesar 4 juta ton saban tahun bakal terserap semua oleh pasar saat pabrik beroperasi 2015 nanti. "Semen sekarang sudah seperti kebutuhan pokok sehingga pasti selalu dibutuhkan," katanya.Bahkan meski pembangunan pabrik senilai US$ 450 juta baru dimulai, perseroan ini sudah siap melipatgandakan kapasitas produksi. Apabila serapan semen Merah Putih miliknya dinilai memuaskan.

Sementara Siam Cement Group (SCG) yang membawahi PT Semen Jawa juga optimistis dengan kinerja mereka meski pasar di pulau Jawa dikuasai pemain lawas. "Pengalaman kita sebagai industri semen nomor satu di Asia Tenggara akan membantu," ujar Kan Trakulhoon, Chief Executive Officer SCG.

Ia menilai kebutuhan semen per kapita di Indonesia terbilang rendah ketimbang dinegeri asalnya, Thailand. Bila di Thailand konsumsi perkapita semen 723 gr per kapita, konsumsi per kapita semen di Indonesia baru 220 gr per orang.

SCG sendiri membangun pabrik semen senilai US$ 356 juta untuk menghasilkan 1,8 juta ton semen di Sukabumi Jawa Barat. Seperti Cemindo, Pabrik Semen Jawa ini juga ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2015.

Tak mau kalah, Kawasan Berikat Nusantara (KBN) berencana mulai membangun cement mill dan packing plant di Marunda mulai tahun depan. Ditargetkan beroperasi 2015, KBN siap berinvestasi senilai Rp 800 miliar.

Nantinya, pabrik ini diproyeksi menghasilkan 3 juta ton semen saban tahun. "Pasar utama kami di sekitar Jakarta," kata Sattar Tabba, Direktur Utama KBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon