Pemakaian duit plastik meningkat



JAKARTA. Wah. Kini, konsumen di Indonesia mulai menggantungkan kebutuhannya pada pembayaran secara elektronik. Demikian temuan Visa, prinsipal penyedia sistem pembayaran elektronik dalam survei bertajuk Global Payments Tracker (GPT) 2012.

Dari titik-titik tempat bertransaksi, penelitian GPT menunjukkan, 57% transaksi setiap bulannya menggunakan kartu debit, dan 43% transaksi dengan kartu kredit. Alasannya, 30% di antaranya menilai pembayaran menggunakan kartu dapat mengontrol keuangan mereka, dan 17% lainnya berdalih untuk keamanan dengan menghindari membawa uang tunai.

“Meskipun banyak transaksi yang masih bergantung pada uang tunai, konsumen mulai menyadari aspek keamanan, kenyamanan, dan kontrol keuangan yang ditawarkan  oleh penggunaan kartu. Karenanya, semakin banyak konsumen yang menggunakan kartu sebagai alat pembayaran,” ujar Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, kemarin.


Adapun, sebanyak 84% responden merupakan konsumen yang masih memilih menggunakan uang tunai. Sementara, sisanya mulai menggunakan kartu sebagai alat pembayaran. Visa sendiri membukukan, 35% pembelanjaan menggunakan kartu debit Visa, dan 64% yang bertransaksi dengan kartu kredit Visa.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), per Desember 2012 lalu, pembelanjaan menggunakan kartu debit dari seluruh bank penerbit mencapai Rp 10,611 triliun atau naik 23,29% (year on year). Sementara, total transaksi belanja dengan kartu kredit tumbuh 9,37% menjadi sebesar Rp 18,204 triliun. Adapun, volume transaksi kartu debit tumbuh 29% dan kartu kredit 7%.

Saat ini, total penerbit kartu debit sebanyak 55 bank dengan enam prinsipal, yaitu Artajasa Pembayaran Elektronis, Daya Network Lestari, Rintis Sejahtera, Mastercard, Visa Indonesia, dan Union Pay Indonesia. Sementara, 20 penerbit kartu kredit dan lima prinsipal, yakni American Express Indonesia, JCB, Union Pay Indonesia, Mastercard, dan Visa Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: