Pemanfaatan FSRU di Indonesia belum optimal karena kesenjangan demand dan supply



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengamat menilai, pemanfaatan floating storage regasification unit (FSRU) di Indonesia belum optimal karena kesenjangan antara demand dan supply

Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyaki memaparkan berbicara tentang FSRU di Indonesia berfungsi sebagai media transfer untuk transit LNG ke kanal lautan. Menimbang kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan,  Yayan menilai, mode sistem logistik menggunakan FSRU sangat cocok. Biasanya FSRU digunakan berdekatan dengan pelabuhan agar proses transit LNG menjadi lebih efisien.

Akan tetapi seperti yang diketahui, dalam konsep ekonomi yaitu efisiensi dan energi adalah barang publik, menurut Yayan, tentu  penggunaan FSRU harus efisien dan sesuai dengan perencanaan supply dan demand dari LNG. Sistem logistik/distribusi ini harus efisien karena berteknologi tinggi dan sarat akan investasi. Maka dari itu, alokasi waktu antara supply dan demand secara spasial harus benar-benar akurat untuk menghindari kapasitas menganggur (idle capacity) dari FSRU.


Baca Juga: Ingin batalkan sewa FSRU Lampung, PGN gugat Hoegh LNG ke Arbitrase Singapura

"Namun, permasalahan yang dihadapi oleh LNG di Indonesia pada saat ini yaitu demand creation yang diciptakan dari industri berbasis LNG yang masih belum optimal. Terkadang kesenjangan antara demand dan supply ini tidak cocok sehingga menyebabkan mismatch antara kebutuhan LNG di Jawa untuk Industri atau Sumatera yang kurang manageable," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (31/8).  

Permintaan terhadap LNG ini juga harus diperbaiki, seperti pipanisasi gas antar wilayah sampai ke titik akhir pengguna, semisal kawasan industri, sehingga tidak ada titik yang hilang (missing) dalam distribusi LNG tersebut. 

Yayan berpesan, perlu juga mempertimbangkan perusahaan terpisah yang khusus menangani masalah distribusi migas terutama LNG agar lebih baik, profesional dan fokus menangani masalah tersebut. Perusahaan yang bertanggung jawab terhadap manajemen distribusi perlu ditinjau, antara kapasitasnya bisa dikurangi bahkan harus pada batas optimal. 

"Menurut pendapat saya FSRU saat ini sudah cukup optimal dengan pembagian tiga layanan wilayah," kata Yayan. 

Senada dengan Yayan, Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menambahkan, bisnis FSRU di Indonesia saat ini relatif belum optimal. Salah satunya karena pemanfaatannya masih belum sesuai kapasitas terpasangnya. "Hal tersebut berkaitan dengan kebijakan alokasi volume dan harga gas yang masih terpantau berubah-ubah," kata Komaidi. 

FSRU di Indonesia dapat dikatakan cukup penting, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dan sebaran produsen serta konsumen gasnya berada di lokasi yang berbeda. 

Selanjutnya: Utilisasi FSRU Lampung masih rendah, simak potensi dampaknya ke PGN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .