KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menyoroti dampak pemotongan anggaran pemerintah dan efeknya terhadap sektor pariwisata dan transportasi nasional. Pemangkasan belanja negara ini dinilai telah menyebabkan perlambatan kinerja industri sejak awal tahun 2025, dengan potensi dampak berkepanjangan jika tidak segera diatasi. Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto, mengungkapkan bahwa pemotongan anggaran berdampak signifikan pada sektor penerbangan domestik. Menurutnya, terjadi penurunan jumlah penumpang pada penerbangan domestik sejak awal tahun akibat berkurangnya perjalanan dinas aparatur sipil negara (ASN) dan belanja sektor pemerintahan lainnya. "Pada Januari, tingkat keterisian penerbangan domestik masih 75%. Namun, dalam tiga minggu pertama Maret, angkanya turun menjadi sekitar 67%. Penurunan ini terutama terjadi karena pengurangan jumlah penerbangan," ujar Bayu dalam konferensi pers GIPI, Sabtu (22/3).
Baca Juga: Ini 10 Negara Paling Jarang Dikunjungi Turis Asing, Mari Cari Tahu Alasannya Selain itu, turunnya jumlah perjalanan dinas juga berdampak pada sektor perhotelan, restoran, dan transportasi darat. Menurut Bayu, sekitar 15%-20% penumpang maskapai domestik berasal dari ASN dan BUMN. Dengan adanya efisiensi anggaran, segmen ini mengalami penurunan tajam, yang pada akhirnya turut mempengaruhi industri penerbangan secara keseluruhan.