JAKARTA. Tren harga batubara yang terus merosot menyebabkan produsen batubara mengembangkan bisnis lain. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memilih diversifikasi ke bisnis pembangkit listrik. ADRO membentuk konsorsium PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), perusahaan patungan PT Adaro Power, Japan's Electric Power Development Co, dan Itochu Corporation. Mereka menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) di Batang, Jawa Tengah. Menurut Stefanus Darmagiri, Analis Danareksa Securitas, langkah ADRO terjun ke bisnis kelistrikan berpotensi menaikkan pendapatan karena produksi batubara bisa terserap sendiri. Apalagi, harga dan permintaan batubara dunia sedang lesu. Sektor listrik dipercaya memberikan penghasilan dan arus kas stabil.
Pembangkit listrik ADRO masih lama menyala
JAKARTA. Tren harga batubara yang terus merosot menyebabkan produsen batubara mengembangkan bisnis lain. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memilih diversifikasi ke bisnis pembangkit listrik. ADRO membentuk konsorsium PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), perusahaan patungan PT Adaro Power, Japan's Electric Power Development Co, dan Itochu Corporation. Mereka menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) di Batang, Jawa Tengah. Menurut Stefanus Darmagiri, Analis Danareksa Securitas, langkah ADRO terjun ke bisnis kelistrikan berpotensi menaikkan pendapatan karena produksi batubara bisa terserap sendiri. Apalagi, harga dan permintaan batubara dunia sedang lesu. Sektor listrik dipercaya memberikan penghasilan dan arus kas stabil.