KONTAN.CO.ID - SAROLANGUN. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLMTH) berkapasitas 40 kilo watt hour (KwH) resmi beroperasi di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Peresmian langsung dilakukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro. Peresmian ini juga sekaligus merevitalisasi tiga PLTMH yang masing-masing berkapasitas 40 KwH di Desa Air Liki, Jambi. Pembangunan PLTMH baru ini merupakan Inovasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggagas model pembiayaan akses listrik untuk pengentasan kemiskinan.
“Inisiatif PLTMH Jambi berbasis dana zakat yang digagas Baznas ini adalah salah satu wujud aplikasi nyata dari tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan atau
sustainable development goals (SDGs)," ujar Bambang Brojonegoro, saat peresmian PLTMH baru, pada Rabu (5/9). Bambang bilang, program ini turut serta meningkatkan akses energi bersih dan terjangkau untuk mendukung pemberantasan kemiskinan dan peningkatan kemakmuran masyarakat. "Tidak hanya memberikan akses listrik ke masyarakat, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang terhadap pengembangan daerah untuk mengurangi kesenjangan pembangunan nasional,” jelasnya. Ketua Baznas Bambang Sudibyo menyebutkan, kerja sama UNDP, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan dukungan Baznas melalui dana zakat dan Bank Jambi dengan dana CSR untuk pemenuhan akses listrik adalah untuk mengentaskan asnaf fakir dan miskin dari kemiskinan, khususnya di Provinsi Jambi. Bambang bilang, untuk membangun dan merevitalisasi PLTMH, Baznas mengalokasikan US$ 350.000 atau Rp 4,8 miliar dan ditambah dana CSR dari Bank Jambi sebesar US$ 281.357 atau Rp 3,76 miliar. "Dana ini dimanfaatkan untuk membangun satu PLTMH baru dan merevitalisasi tiga unit pembangkit listrik untuk empat desa di Provinsi Jambi," jelasnya.
Asal tahu saja, program ini memberikan akses listrik pada 4.448 orang dari 803 rumah tangga. Data dari Kementerian ESDM mengungkapkan, rasio elektrifikasi di Jambi adalah 91,40 % masih berada di bawah rasio nasional 95,35 % (hingga Desember 2017). Tanpa akses listrik yang menunjang ekonomi, pendidikan dan kesehatan, masyarakat menjadi semakin rentan terhadap kemiskinan. Deputy Country Director UNDP Indonesia Sophie Kemkazhe menambahkan, pembangunan PLTMH sangat penting karena listrik yang masuk ke desa memberikan harapan dan kesempatan bagi warga untuk memperbaiki taraf kehidupannya. "Ini adalah contoh pertama bagaimana kemitraan inklusif antara UNDP, EBTKE-ESDM, BAZNAS, sektor swasta (Bank Jambi) dan pemerintah, dapat memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada pencapaian SDGs,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi