Pembangkit Minihidro HIG Berkontribusi untuk Lingkungan & Peningkatan Ekonomi Lokal



KONTAN.CO.ID - PT Hero Global Investment (HGI), perusahaan pengembang listrik swasta (independent power produducer/IPP) energi baru terbarukan (EBT), mengoperasikan dua unit pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) sejak 2017. Keberadaan PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 megawatt (MW) dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW yang berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara tersebut memberikan kontribusi bagi perekonomian dan warga setempat.  HGI merupakan entitas induk yang berkomitmen mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060.

Pada Kamis (31/10/2024) HGI turut aktif dalam forum diskusi “Komunitas ESG Indonesia” yang dihadiri para pegiat sustainability, ESG (Environment, Social, Governance) dan green energy, dengan panelis dari akademisi, praktisi, ahli energi hijau Institut Teknologi Bandung (TB), GRI (Global Reporting Initiative) dan Social Investment Indonesia bertempat di INDY Bintaro Office Park, Tangerang Selatan.

HGI melalui anak perusahaannya PT Seluma Clean Energy (SCE) mengelola PLTM Parmonangan-1 dan PT Bina Godang Energi (BGE) yang mengelola PLTM Parmonangan-2. Proses konstruksi PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW mulai awal 2015 dan beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada Juli 2017. Sementara itu, konstruksi PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW mulai awal 2019 hingga beroperasi secara komersial pada Mei 2021.


Robin Sunyoto, Direktur Utama PT Hero Global Investment, mengatakan bahwa keberadaan dua pembangkit minihidro tersebut memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian warga setempat. "Kami bersyukur keberadaan dua PLTM ini memberikan dampak positif terhadap warga. Hal ini sejalan dengan semangat HGI  yakni  dari mengelola aliran sungai menjadi energi hijau juga menghadirkan nilai tambah dengan penciptaan green job. Mayoritas karyawan PLTM kami, 70% adalah warga setempat, dari sejak proses konstruksi hingga telah beroperasi saat ini," tuturnya, Kamis (31/10/2024).

Praktik baik tersebut selaras didukung pengamatan Setyo Budiantoro, fellow IDEAS Global Program Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat,  bahwa melibatkan komunitas lokal dalam proyek energi terbarukan dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan energi dan menstimulasi pertumbuhan perekonomian pedesaan. HGI menempatkan investasi strategisnya di  bidang energi baru terbarukan (EBT) sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat di pelosok pedesaan yang memiliki aliran air dari dataran tinggi untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik untuk kehidupan yang lebih baik.

"Keberadaan PLTM Parmonangan-1 dan PLTM Parmonangan-2 memastikan dampak positif yang  konkret dari tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) yang kami jalankan.  Operasional PLTM adalah lebih dari sekadar tentang listrik, melainkan lebih jauh dari itu, beyond electricity, yaitu manfaat bagi ekonomi dan warga setempat," ujar Robin.

Perusahaan dengan moto ‘Menghasilkan Energi Bersih bagi Semua' ini, membagi manfaat dari peran CSR di bidang pendidikan dan pertanian serta peningkatan utilitas fasilitas umum untuk warga di sekitar PLTM.   

Pilihan HGI Berinvestasi di Sektor EBT Robin berpendapat bahwa pembangkit listrik minihidro menjadi pilihan karena mampu memberikan biaya pokok produksi (BPP) per kWh yang kompetitif dan memproduksi listrik yang andal sepanjang tahun. Pembangkit minihidro yang dikembangkan oleh HGI, kata dia, memanfaatkan sumber daya alam berupa aliran sungai dengan skema run-off river sehingga menghasilkan energi bersih untuk peningkatan kualitas kehidupan warga yang dijangkau oleh aliran listrik yang dihasilkan.   Potensi EBT dari hidro di Indonesia berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencapai 95 Gigawatt (GW), tetapi baru dimanfaatkan sekitar 6,7 GW atau 7,1%. Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), per 2022 total kapasitas pembangkit EBT 12.925 MW atau 13,36% dari total kapasitas pembangkit. Sementara komposisi pembangkit EBT terdiri atas air sebesar 7,35%, panas bumi sebesar 5,48%, dan EBT lain sebesar 0,48%. Hal ini menunjukkan bahwa pembangkit hidro masih menjadi yang terbesar dan penopang pembangkit EBT pada saat ini.   Robin menambahkan, HGI akan terus mencari lokasi-lokasi potensial aliran air atau sungai di berbagai wilayah Indonesia untuk dimanfaatkan menjadi PLTM/PLTA. "Kata kunci bagi para IPP energi baru terbarukan yang fokus di tenaga air seperti HGI dalam pengembangan PLTM/PLTA adalah daya serap listrik (demand) dan kesiapan gardu induk serta transmisi distribusi karena umumnya PLTM/PLTA berada di rural area," tutup Robin.

Tentang HGI PT Hero Global Investment (HGI) merupakan perusahaan swasta nasional sejak 14 tahun lalu bergerak sebagai perusahaan induk di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT).  HGI memahami bahwa pengelolaan sektor energi harus menuju pada arah keberlanjutan. Pembangkit listrik berbasis EBT memainkan peran yang sangat penting dan akan berkontribusi signifikan terhadap penciptaan masa depan energi yang lebih bersih di Indonesia. Melalui kemitraan jangka panjang dengan PT PLN (Persero), HGI sebagai Independent Power Producer (IPP) berkomitmen untuk menghasilkan energi bersih yang andal bagi semua.  

Baca Juga: Intip Kemajuan Proyek Pembangkit Listrik Minihidro Milik Arkora Hydro (ARKO)

Selanjutnya: Resmi! Manchester United Umumkan Ruben Amorim Sebagai Pelatih Kepala

Menarik Dibaca: 5 Cara Merawat Luka Tindik atau Piercing, Tak Boleh Sembarangan Ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti