KONTAN.CO.ID - LONDON. Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang berada di bawah kendali Rusia, diguncang oleh penembakan pada hari Minggu (20/11/2022). Kejadian itu menuai kecaman dari pengawas nuklir PBB yang mengatakan serangan semacam itu berisiko menimbulkan bencana besar di Eropa. Melansir
Reuters, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), lebih dari selusin ledakan mengguncang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa pada Sabtu malam dan Minggu.
Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas penembakan fasilitas seperti yang telah mereka lakukan berulang kali dalam beberapa bulan terakhir setelah ledakan sebelumnya. Kepala IAEA Rafael Grossi mengatakan berita tentang ledakan itu sangat meresahkan. "Ledakan terjadi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir besar ini, yang benar-benar tidak dapat diterima. Siapa pun di belakang ini, harus segera dihentikan. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api!" katanya dalam sebuah pernyataan. Mengutip informasi yang diberikan oleh manajemen pabrik, tim IAEA di lapangan mengatakan telah terjadi kerusakan pada beberapa bangunan, sistem dan peralatan, namun sejauh ini tidak ada yang kritis untuk keselamatan dan keamanan nuklir.
Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Janjikan Paket Pertahanan Baru untuk Tangkal Rudal Rusia Tim berencana untuk melakukan penilaian pada hari Senin, kata Grossi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu. Operator tenaga nuklir Rusia Rosenergoatom mengatakan akan ada pembatasan pada apa yang dapat diperiksa oleh tim. "Mereka menafsirkan mandat mereka tidak memiliki batas. Ini tidak benar," kata Renat Karchaa, penasihat CEO Rosenergoatom, kepada kantor berita Tass. "Jika mereka ingin menginspeksi fasilitas yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan nuklir, aksesnya akan ditolak." Penembakan berulang kali di pabrik di Ukraina selatan telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kecelakaan parah hanya 500 km (300 mil) dari lokasi kecelakaan nuklir terburuk di dunia, bencana Chornobyl tahun 1986.
Baca Juga: Rusia Tambah Utang US$ 13 Miliar untuk Anggaran Militer 2023, Perang Makin Panjang? Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menyediakan sekitar seperlima dari listrik Ukraina sebelum invasi Rusia, dan telah dipaksa untuk beroperasi dengan generator cadangan beberapa kali. Pembangkit listrik ini memiliki enam reaktor VVER-1000 V-320 berpendingin air dan moderasi air rancangan Soviet yang mengandung Uranium 235. Reaktor dimatikan tetapi ada risiko bahan bakar nuklir bisa menjadi terlalu panas jika daya penggerak sistem pendingin diputus. Penembakan telah berulang kali memutus kabel listrik.
Saling tuding
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menembakkan peluru ke saluran listrik yang memasok pabrik. Sementara, TASS mengutip Karchaa yang mengatakan beberapa fasilitas penyimpanan telah terkena tembakan Ukraina. Dia mengatakan selongsong telah ditembakkan di dekat fasilitas penyimpanan limbah nuklir kering dan sebuah bangunan yang menampung bahan bakar nuklir bekas, tetapi saat ini tidak ada emisi radioaktif yang terdeteksi, menurut TASS. Perusahaan energi nuklir Ukraina Energoatom menuduh militer Rusia menembaki situs tersebut dan mengatakan setidaknya ada 12 serangan di infrastruktur pabrik. Dikatakan Rusia telah menargetkan infrastruktur yang diperlukan untuk memulai kembali bagian-bagian pembangkit dalam upaya untuk lebih membatasi pasokan listrik Ukraina.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie