JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum bisa mengalirkan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati, Jawa Tengah berkapasitas 500 Megawatt (MW) dari Lapangan Peluang di Blok Madura Offshore milik Santos. Padahal, perjanjian jual beli gas (PJBG) antara PLN dengan Santos sudah dilakukan sejak Maret 2014 lalu. Masalah utamanya, menurut Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Soerjadi Mardjuki, adalah pipa gas dari Porong ke Grati yang rencananya dibangun oleh anak usaha Pertamina, PT Pertamina Gas (Pertagas) tidak kunjung kelar. "Informasi dari Pertagas bisa selesai Juli 2015," ujar dia ke KONTAN, Kamis (23/10). Seperti diketahui, kontrak PJBG untuk PLTG Grati dengan Santos sebesar 30 billion british thermal unit per day (bbtud). Adapun harga gas dari Lapangan Peluang ini sebesar US$ 6,4 per million british thermal unit (mmbtu). Saat ini, gas dari Lapangan Peluang disalurkan ke PLTG Gresik melalui jaringan pipa East Java Gas Pipeline (EJGP) Kangean-Porong.
Pembangkit PLN menanti pasokan gas
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum bisa mengalirkan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati, Jawa Tengah berkapasitas 500 Megawatt (MW) dari Lapangan Peluang di Blok Madura Offshore milik Santos. Padahal, perjanjian jual beli gas (PJBG) antara PLN dengan Santos sudah dilakukan sejak Maret 2014 lalu. Masalah utamanya, menurut Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Soerjadi Mardjuki, adalah pipa gas dari Porong ke Grati yang rencananya dibangun oleh anak usaha Pertamina, PT Pertamina Gas (Pertagas) tidak kunjung kelar. "Informasi dari Pertagas bisa selesai Juli 2015," ujar dia ke KONTAN, Kamis (23/10). Seperti diketahui, kontrak PJBG untuk PLTG Grati dengan Santos sebesar 30 billion british thermal unit per day (bbtud). Adapun harga gas dari Lapangan Peluang ini sebesar US$ 6,4 per million british thermal unit (mmbtu). Saat ini, gas dari Lapangan Peluang disalurkan ke PLTG Gresik melalui jaringan pipa East Java Gas Pipeline (EJGP) Kangean-Porong.