Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Jajaki Pengelolaan Pembangkit di Laos



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) menjalin kerja sama bisnis pengelolaan pembangkit dengan Electricite Du Laos (EDL). Inisiasi kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PJB dengan Electricite Du Laos (EDL) terkait kerja sama pengelolaan pembangkit pada Jumat (22/7) lalu.

Direktur Utama PJB, Gong Matua Hasibuan mengatakan, kerja sama antara PJB dengan EDL ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan secara virtual kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar RI untuk Republik Demokratik Rakyat Laos pada 19 Oktober 2021.

“Kami melihat potensi yang cukup besar untuk melakukan kerja sama yang saling menguntungkan pada bidang perbaikan tata kelola pembangkit tenaga listrik, termasuk pada O&M (Operation & Maintenance) dan MRO (Maintenance, Repair & Overhaul) mesin-mesin pembangkit tenaga listrik,” jelasnya dalam siaran pers (25/7).


Baca Juga: Kembangkan Teknologi Amonia Co-Firing, PJB Teken MoU dengan IHI Corporation

Di dalam MoU yang ditandatangani, terdapat kesepakatan untuk kerja sama feasibility study jasa O&M dan MRO serta pembentukan joint venture company /konsorsium untuk mengimplementasikan kolaborasi bisnis dan penyediaan teknologi pembangkitan untuk Laos dan negara sekitarnya. 

Selain itu, kerja sama ini juga melingkupi kerja sama untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman atau sharing knowledge terkait pengelolaan pembangkit tenaga listrik.

Kerja sama ini menambah panjang daftar portofolio internasional yang dimiliki PJB. Sebelumnya, PJB juga telah bekerja sama dengan Bangladesh Power Development Board (BPDP) untuk melakukan pekerjaan Major Inspection PLTG 150 MW di Chandpur Bangladesh.

Baca Juga: Kembangkan Puluhan UMK, PJB Raih Penghargaan ICSB

Managing Director EDL, Chanthaboun Soukaloun mengatakan, pihaknya berharap agar MoU yang disepakati bisa melahirkan  kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Harapannya, dari MoU ini bisa muncul sinergi kerja sama sumber daya dan keahlian-keahlian yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek tata kelola pembangkit tenaga listrik baik di Laos, Indonesia ataupun negara lainnya. 

“Dengan sinergi ini kami berharap dapat mendorong kemandirian dalam membangun dan mengoperasikan unit pembangkit tenaga listrik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .