Pembangunan fasilitas produksi Pindad di Malang sudah 70%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pindad (Persero) tengah membangun penambahan fasilitas produksi pabrik amunisi kaliber yang berlokasi di Malang. Sejauh ini, pembangunan tersebut sudah mencapai 70%.

Direktur Utama Pindad Abaraham Mose mengatakan gedung-gedung fasilitas produksi sudah siap digunakan. Saat ini, Pindad tengah mempersiapkan kesiapan mesin produksi tambahan yang pada nantinya digunakan untuk menambah kapasitas produksi.

“Kita tunggu beberapa mesin masuk, kalau November sudah masuk semua, Desember sudah bisa peresmian pabrik,“ ujar Abraham kepada Kontan.co.id, Senin (2/9).


Baca Juga: Pindad bidik Asean dan Asia Selatan untuk pasarkan produk Tank Harimau

Penambahan fasilitas produksi ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 400 miliar. Dana yang digunakan dalam pembangunan bersumber dari penyertaan modal negara (PMN).

Penambahan fasilitas produksi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi amunisi menjadi 240 juta butir per tahun. Sebelumnya, kapasitas produksi amunisi Pindad hanya mencapai 120 juta butir per tahunnya. Amunisi yang diproduksi pada nantinya dijual untuk memenuhi kebutuhan amunisi TNI dan Polri.

Meski penambahan kapasitas produksi dilakukan, Abraham mengaku pihaknya masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan amunisi TNI dan Polri. Menurut Abraham, kebutuhan amunisi TNI dan Polri bisa mencapai 400 juta butir per tahunnya. Dengan demikian, selama ini pemenuhan sebagian kebutuhan amunisi TNI dan Polri masih bergantung dari pada impor.

Baca Juga: Kembangkan teknologi pertahanan, Hariff DTE Investasi Rp 100 miliar

Oleh karenanya, Pindad akan terus meningkatkan kapasitas produksi amunisi agar bisa memenuhi kebutuhan amunisi dalam negeri. Menurut keterangan Abraham, Pindad menargetkan akan memiliki kapasitas produksi amunisi hingga 400 juta butir per tahun di 2023.

Untuk mengejar target tersebut, Pindad akan menggandeng investor dari Korea Selatan dan Kanada. Saat ini, rencana tersebut sudah memasuki tahapan pengkajian teknis untuk pemilihan teknologi. Tahapan ini kemudian akan dilanjutkan dengan tahapan penyusunan feasibility studies (FS) untuk memenuhi proses perizinan yang dibutuhkan. Harapannya, proyek tersebut sudah dapat dimulai di semester II tahun 2020.

Catatan saja, Pindad merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang indsutri pertahanan dan memproduksi beragam produk mulai dari amunisi, persenjataan, kendaran tempur, bahan peledak komersial, alat berat, dan tempa cor perkereta apian.

Pada semester I 2019, Pindad mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat