KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pengembang hotel di Amerika Serikat (AS) tengah mengalami kesulitan melanjutkan pembangunan proyek-proyek mereka. Mengetatnya standard penyaluran kredit dari perbankan pasca kegagalan sejumlah bank di negara itu membuat pengembang tidak mudah mendapatkan fasilitas kredit. Kondisi tersebut memaksa para pengembang untuk menunda atau menghentikan sementara pembangunan proyek-proyek mereka yang sudah masuk fase konstruksi. Berdasarkan data yang diterima
Reuters dari perusahaan riset Build Central Inc, ada sebanyak 59 dari 98 proyek hotel di AS yang sudah masuk tahap pembangunan dihentikan sementara sejak Maret 2023, menyusl kegagalan Silicon Valley Bank.
Pengembangan California Shopoff Realty Investment misalnya menghentikan pembangunan Dream LAs Vegas, sebuah hotel dan kasino resort dengan ketinggian 21 lantai. Perusahaan ini mengatakan sedang berusaha mencari lebih banyak pendanaan. Kesulitas industri perhotelan mengakses pembiayaan menunjukkan bahwa dampak krisis perbankan regional di AS terhadap ekonomi negara tersebut semakin luas. "Bank regional yang seharusnya aktif 9-12 bulan lalutidak lagi mau membiayai hotel kami saat ini," kata CEO MCR Hotels, Josep Delli Santi dilansir
Reuters, Selasa (6/6). MCR Hotels merupakan pemilik dan operator merek hotel terbesar ketiga di AS, termasuk Hilton. Sementara James Hansen, Wakil Presiden Eksekutif Pengembangan Bisnis Hotel Equities mengatakan, biaya konstruksi yang lebih mahal setahun terakhir telah menundah proyek-proyek perusahaan di Florida, Texas dan California. Tekanan yang dialami bank-bank regional di AS akan semakin mempersulit pengembang yang sudah lama menunggu perserujuan kredit konstruksi untuk mendapatkan fasilitas pinjaman. Kepala eksekutif perusahaan perhotelan besar seperti Hilton Worldwide Holdings dan Marriot International juga menyoroti masalah tersebut. Mereka memperingatkan bahwa pengurangan pembangunan hotel karena kredit lebih mahal atau semakin sulit diakses, bisa berdampak pada kinerja keuangan mereka. Sementara itu, analis memandang bahwa tertundanya pembangunan proyek-proyek hotel bisa menekan keuntungan produsen blue chip seperti Caterpillar Inc yang pelanggan real estate komersialnya menyumbang 75% terhadap penjualannya ke sektor konstruksi. Dalam minggu-minggu setelah keruntuhan Silicon Valley Bank , Signature Bank dan First Republic Bank, banyak pemberi pinjaman regional mulai mempertimbangkan untuk mengurangi eksposur mereka terhadap real estat komersial dengan memperketat standar pinjaman dan menyalurkan lebih sedikit pinjaman.
Ketika kriteria pinjaman semakin ketat, pengusaha hotel yang lebih kecil yang sebelumnya tidak punya hubunga dengan bank mulai menemui hambatan, kata Andy Ingraham, Presiden Asosiasi pemilik, operator, dan pengembangan hotel. Ingraham mengatakan dia dan anggota asosiasi yang lain sedang berjuang untuk mendapatkan pembiayaan untuk berbagai proyek. Dalam beberapa kasus, perusahaan ekuitas swasta telah turun tangan untuk mengisi kesenjangan pendanaan untuk kredit konstruksi, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi, kata Evens Charles, kepala eksekutif Frontier Development and Hospitality Group. "Saya mendengar bunganya 9-10%. Itu naik dari level 4% pada 2,5 tahun terakhir," ujarnya. Bank kecil hingga menengah, termasuk pemberi pinjaman dengan aset kurang dari US$ 250 miliar, memiliki outstanding kredit US$ 2,3 triliun ke sektor real estat komersial untuk struktur seperti kantor, hotel, dan gudang. Itu setara dengan 80% dari total kewajiban pengembang tersebut.
Editor: Dina Hutauruk