JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan triwulan pertama akan berada pada level 1,6% dari PDB. Sebelumnya, otoritas moneter tersebut memperkirakan defisit bakal berada pada rentang 1,8%-2%. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, kondisi defisit triwulan pertama memang akan kecil yaitu di bawah 2%. Kondisi neraca dagang tiga bulan pertama yang surplus besar akan membantu menurunkan defisit transaksi berjalan. Pasalnya, neraca perdagangan memberikan sumbangan besar terhadap kondisi transaksi berjalan. Lana memperkirakan defisit triwulan pertama bisa berada di level 1,75% PDB. Kondisi triwulan pertama, diakuinya tidak perlu dikhawatirkan karena relatif rendah. Yang perlu dikhawatirkan adalah triwulan kedua. Setiap tahun pada triwulan II ada pembayaran repatriasi yang mencapai US$ 8 miliar. Kondisi neraca dagang yang surplus pun belum tentu bisa berlanjut karena penyebab surplus adalah impor yang turun lebih tinggi dibanding ekspor.
Pembangunan infrastruktur bisa perbesar CAD
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan triwulan pertama akan berada pada level 1,6% dari PDB. Sebelumnya, otoritas moneter tersebut memperkirakan defisit bakal berada pada rentang 1,8%-2%. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, kondisi defisit triwulan pertama memang akan kecil yaitu di bawah 2%. Kondisi neraca dagang tiga bulan pertama yang surplus besar akan membantu menurunkan defisit transaksi berjalan. Pasalnya, neraca perdagangan memberikan sumbangan besar terhadap kondisi transaksi berjalan. Lana memperkirakan defisit triwulan pertama bisa berada di level 1,75% PDB. Kondisi triwulan pertama, diakuinya tidak perlu dikhawatirkan karena relatif rendah. Yang perlu dikhawatirkan adalah triwulan kedua. Setiap tahun pada triwulan II ada pembayaran repatriasi yang mencapai US$ 8 miliar. Kondisi neraca dagang yang surplus pun belum tentu bisa berlanjut karena penyebab surplus adalah impor yang turun lebih tinggi dibanding ekspor.