KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (
PJAA) menyatakan tahun ini masih terus akan bergerak dalam mode bertahan alias
survival karena ketidakpastian kondisi akibat pandemi Covid-19. Mode dan inisiatif tersebut dilancarkan PJAA baik di lini keuangan, operasional, maupun investasi, sehingga pihaknya hanya menyediakan capex untuk pembayaran kewajiban yang jatuh tempo saja tahun ini. "Mengenai nilainya, kami masih evaluasi dan belum bisa diberitahukan," jelas Agung Prapono,
Corporate Secretary PJAA kepada Kontan, Rabu (23/6). Ia juga menyampaikan langkah tersebut tepat mengingat pihaknya harus kembali menutup fasilitas wahana publik Jaya Ancol sampai waktu yang beluk diketahui akibat melonjaknya kasus Covid-19.
Baca Juga: Tambah delapan gerai, Ace Hardware (ACES) siapkan capex Rp 100 miliar di tahun ini "Wahana ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Mengenai kunjungan, sebenarnya secara umum sudah mengarah lebih baik. Akan tetapi dengan adanya pembatasan-pembatasan terkait pandemi dan kuota, maka prioritas kita adalah keselamatan," ujarnya saat dihubungi oleh Kontan, Rabu (23/6). Lebih jauh, PJAA memutuskan menutup sementara waktu operasional unit usaha rekreasi Taman Impian Jaya Ancol sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut. Langkah tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Nomor 796 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro, manajemen menutup sementara waktu operasional unit usaha rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. "Penutupan sementara operasional kawasan wisata Ancol sebagai salah satu upaya mendukung SK Gubernur tersebut dan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang saat ini sedang meningkat," sambungnya. Tercatat, unit rekreasi yang ada di kawasan Taman Impian Jaya Ancol seperti Pantai, Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Ocean Dream Samudra, Allianz Ecopark dan Pasar Seni akan ditutup operasionalnya mulai 24 Juni 2021. Sementara untuk pelayanan Hotel Putri Duyung Ancol dan penyeberangan ke Pulau Seribu melalui Dermaga Marina masih tetap beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Laba bersih emiten kertas Sinarmas kompak turun di kuartal I, TKIM paling anjlok Sementara itu, per 31 Desember 2020, pengelola Taman Impian Ancol membukukan pendapatan usaha senilai Rp 414,18 miliar. Jumlah itu menyusut 69,51% dibandingkan pendapatan usaha di tahun 2019 sebesar Rp 1,36 triliun.
Dengan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar Rp 364,17 miliar, maka PJAA hanya mengantongi laba kotor Rp 50,01 miliar pada 2020. Angka itu merosot 92,87% dibandingkan laba kotor 2019 yang mencapai Rp 701,38 miliar. Sementara itu, dari sisi
bottom line, PJAA harus menelan kerugian bersih Rp 392,84 miliar di sepanjang 2020. Setahun sebelumnya, PJAA meraih laba bersih Rp 230,42 miliar. Di saat yang sama, PJAA juga mencatatkan beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban lain-lain senilai total Rp 354,55 miliar per akhir Desember 2020. Alhasil, objek pariwisata milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini membukukan rugi usaha senilai Rp 276,18 miliar pada tahun lalu. Padahal di tahun 2019, PJAA masih membukukan laba usaha sebesar 438,70 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi