KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Jumat (7/12) Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengikuti acara Peletakan Batu Pertama (Ground Breaking) pembangunan komplek petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) di Cilegon. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry. “Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian secara keseluruhan,” kata Airlangga di dalam siaran persnya, Jumat (7/12). PT Lotte Chemical Indonesia memulai merealisasikan investasinya membangun komplek petrokimia senilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun. Pabrik dengan luas area 100 hektare ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, 400.000 ton polypropylene dan produk turunan lainnya yang juga bernilai tambah tinggi.
Pembangunan komplek petrokimia Lotte Chemical Indonesia resmi dimulai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Jumat (7/12) Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengikuti acara Peletakan Batu Pertama (Ground Breaking) pembangunan komplek petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (PT LCI) di Cilegon. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry. “Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian secara keseluruhan,” kata Airlangga di dalam siaran persnya, Jumat (7/12). PT Lotte Chemical Indonesia memulai merealisasikan investasinya membangun komplek petrokimia senilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun. Pabrik dengan luas area 100 hektare ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, 400.000 ton polypropylene dan produk turunan lainnya yang juga bernilai tambah tinggi.