Pembangunan MRT baru menyerap 8% anggaran pinjaman



JAKARTA. Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) mulai dilakukan untuk koridor Sisingamangaraja -- Sudirman -- Bundaran HI. Kontraktor juga sudah mulai mencairkan dana untuk memulai pengerjaannya.Sumber dana pembangunan MRT berasal dari pemerintah dan pinjaman lembaga internasional asal Jepang, Japan International Cooperation Agency (JICA). Sampai saat ini, anggaran yang terserap dari pinjaman JICA tergolong kecil, sekitar 8%.Direktur Keuangan PT MRT Jakarta, Tuhiyat mengatakan, dana yang sudah terserap saat ini sekitar Rp 230 miliar yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta sekitar Rp 1,15 triliun yang berasal dari pinjaman JICA. “Berarti masih sekitar 8% yang dari pinjaman,” kata Tuhiyat saat dihubungi Kontan, Rabu (28/5). Menurut Tuhiyat, penyerapan saat ini memang masih kecil dan akan melonjak ketika Tunnel Boring Machine (TBM) atau mesin bor galian datang. “Jika mesin itu datang otomatis progress pekerjaan jauh lebih cepat dibanding sekarang, jadi penyerapan dana juga lebih banyak,” ujar Tuhiyat. Sementara itu, Direktur utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami mengatakan, saat ini total anggaran untuk proyek sepanjang 16 km ini adalah ¥ 140 miliar atau sekitar Rp 15 triliun - Rp 16 triliun. “Nilai itu belum berubah dan cukup untuk tahun ini,” kata Dono, saat peninjauan proyek MRT di titik Ratu Plaza, Jakarta, Rabu (28/5). Total pinjaman dari JICA sebesar ¥ 125,3 miliar atau sekitar Rp 14,4 triliun. Sebanyak 49% dana pinjaman JICA merupakan hibah dari pemerintah pusat. MRT yang ditargetkan selesai pada 2018, diperkirakan bisa mengangkut 120.000-150.000 penumpang setiap hari. Proyek ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia