JAKARTA. Rencana PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) untuk membangun pabrik baru di Pati, Jawa Tengah (Jateng) mendapat hambatan. Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP menuturkan, Perseroan mendapatkan penolakan dari sebagian kelompok masyarakat di sana. Mereka mengklaim pembangunan pabrik INTP di sekitar salah satu gunung kapur di sana berpotensi merusak sumber air di sana. Imbasnya, INTP belum mendapatkan izin dari pemerintah daerah Pati untuk membangun pabrik di sana. Perseroan, lanjut Sahat, akan terus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa pabrik tersebut tidak akan merusak sumber air dan lingkungan setempat. Caranya, Perseroan akan melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) terkait masalah tersebut. "Kita akan buktikan itu, lagi pula, apa iya di sekitar gunung kapur ada sumber air," ungkap Sahat, di Jakarta, Rabu (19/10). INTP juga sudah meminta bantuan pemerintah. Kemarin, jajaran direksi INTP sudah menemui pihak Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Kita akan telusuri ke pemda setempat untuk bereskan masalah ini," ujar Gita Wirjawan, mantan Kepala BKPM. Meski dihadang masalah tersebut, Perseroan optimistis pembangunan pabrik tersebut akan tetap terlaksana. Perseroan sudah menetapkan target untuk mendapatkan izin pembangunan pabrik dari pemerintah setempat pada akhir Desember 2011. Setelah itu, Perseroan akan mulai negosiasi pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai areal pabrik. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pembangunan pabrik akan dimulai pada tahun 2013 mendatang. "Pokoknya, target kita pabrik tersebut sudah bisa beroperasi 2015," imbuh Sahat. Pabrik tersebut memang terbilang besar. Rencananya, pabrik itu akan memiliki kapasitas produksi 2 juta- 3 juta ton semen per tahun. Untuk membangun unit produksi itu, Perseroan memerlukan dana sekitar US$ 500 juta. INTP masih menggodok komposisi sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai proyek tersebut. Perseroan kemungkinan besar akan menggunakan kas internal dan pinjaman dari perbankan. Pada 30 Juni 2011, Perseroan masih punya kas internal sebanyak Rp 6,19 triliun. "Tapi itu kan posisi semester I, kita akan lihat posisi kas hingga 2012 nanti," jelas Sahat. Induk usaha INTP, Heidelberg Cement Group juga punya potensi menyuntikkan dananya untuk pembangunan pabrik itu. Namun, hingga kini, belum ada kepastian jumlah dana yang akan disuntikkan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pembangunan pabrik INTP terhadang pembebasan lahan
JAKARTA. Rencana PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) untuk membangun pabrik baru di Pati, Jawa Tengah (Jateng) mendapat hambatan. Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP menuturkan, Perseroan mendapatkan penolakan dari sebagian kelompok masyarakat di sana. Mereka mengklaim pembangunan pabrik INTP di sekitar salah satu gunung kapur di sana berpotensi merusak sumber air di sana. Imbasnya, INTP belum mendapatkan izin dari pemerintah daerah Pati untuk membangun pabrik di sana. Perseroan, lanjut Sahat, akan terus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa pabrik tersebut tidak akan merusak sumber air dan lingkungan setempat. Caranya, Perseroan akan melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) terkait masalah tersebut. "Kita akan buktikan itu, lagi pula, apa iya di sekitar gunung kapur ada sumber air," ungkap Sahat, di Jakarta, Rabu (19/10). INTP juga sudah meminta bantuan pemerintah. Kemarin, jajaran direksi INTP sudah menemui pihak Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Kita akan telusuri ke pemda setempat untuk bereskan masalah ini," ujar Gita Wirjawan, mantan Kepala BKPM. Meski dihadang masalah tersebut, Perseroan optimistis pembangunan pabrik tersebut akan tetap terlaksana. Perseroan sudah menetapkan target untuk mendapatkan izin pembangunan pabrik dari pemerintah setempat pada akhir Desember 2011. Setelah itu, Perseroan akan mulai negosiasi pembebasan lahan yang akan digunakan sebagai areal pabrik. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pembangunan pabrik akan dimulai pada tahun 2013 mendatang. "Pokoknya, target kita pabrik tersebut sudah bisa beroperasi 2015," imbuh Sahat. Pabrik tersebut memang terbilang besar. Rencananya, pabrik itu akan memiliki kapasitas produksi 2 juta- 3 juta ton semen per tahun. Untuk membangun unit produksi itu, Perseroan memerlukan dana sekitar US$ 500 juta. INTP masih menggodok komposisi sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai proyek tersebut. Perseroan kemungkinan besar akan menggunakan kas internal dan pinjaman dari perbankan. Pada 30 Juni 2011, Perseroan masih punya kas internal sebanyak Rp 6,19 triliun. "Tapi itu kan posisi semester I, kita akan lihat posisi kas hingga 2012 nanti," jelas Sahat. Induk usaha INTP, Heidelberg Cement Group juga punya potensi menyuntikkan dananya untuk pembangunan pabrik itu. Namun, hingga kini, belum ada kepastian jumlah dana yang akan disuntikkan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News