JAKARTA. Pelaksanaan renovasi tujuh Pos Lintas Batas Negara masih jauh dari kata selesai. Berdasar data terbaru, rata-rata progres fisiknya baru 24,04%. Sementara dari sisi keuangan, dari pagu anggaran tahun ini sebesar Rp 785,52 miliar, realisasinya mencapai 19,10% atau Rp 150 miliar. Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Andreas Suhono bilang, di tujuh perbatasan itu dilakukan pembangunan jembatan timbang, bangunan pemeriksaan terpadu kedatangan, bangunan pemeriksaan keberangkatan, klinik, pemeriksaan mobil pribadi dan umum, gudang sita berat dan ringan, bangunan utilitas, check point, dan monumen lintas negara. Tujuh pos lintas batas yang dibangun adalah, pertama, Entikong di Sanggau Kalimantan Barat, kedua Aruk di Sambas Kalimantan Barat. Ketiga, Nanga Badau di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Keempat, Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kelima, Motamasin di Malaka, NTT. Keenam, Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, dan terakhir di Skouw Jayapura, Papua. "Progres pembangunan fisiknya mencapai 24,04%,” ujar Andreas, Jumat (22/7).
Pembangunan perbatasan lambat
JAKARTA. Pelaksanaan renovasi tujuh Pos Lintas Batas Negara masih jauh dari kata selesai. Berdasar data terbaru, rata-rata progres fisiknya baru 24,04%. Sementara dari sisi keuangan, dari pagu anggaran tahun ini sebesar Rp 785,52 miliar, realisasinya mencapai 19,10% atau Rp 150 miliar. Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Andreas Suhono bilang, di tujuh perbatasan itu dilakukan pembangunan jembatan timbang, bangunan pemeriksaan terpadu kedatangan, bangunan pemeriksaan keberangkatan, klinik, pemeriksaan mobil pribadi dan umum, gudang sita berat dan ringan, bangunan utilitas, check point, dan monumen lintas negara. Tujuh pos lintas batas yang dibangun adalah, pertama, Entikong di Sanggau Kalimantan Barat, kedua Aruk di Sambas Kalimantan Barat. Ketiga, Nanga Badau di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Keempat, Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kelima, Motamasin di Malaka, NTT. Keenam, Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, dan terakhir di Skouw Jayapura, Papua. "Progres pembangunan fisiknya mencapai 24,04%,” ujar Andreas, Jumat (22/7).