JAKARTA. Pembangunan pembangkit listrik tenaga gasifikasi batubara (PLTGB) oleh PT PLN (Persero) akan mampu menghemat bahan bakar. Hitungannya begini. Bila PLTGB di Palu beroperasi tahun 2010, PLN akan bisa menghemat bahan bakar. Dus, pemakaian BBM akan turun dari 11,3 juta KL menjadi 9,3 juta KL; sedangkan penggunaan batubara dan gas akan naik. PLN menghitung, gas akan naik dari 202.000 BBTU menjadi 275.000 BBTU dan pemakaian batubara juga mumbul dari 21,5 juta ton menjadi 21,6 juta ton.“Dengan adanya proyek gasifikasi ini, PLN akan menghemat energi hingga 40%. Untuk teknologinya sendiri akan impor dari China, Jerman dan India,” kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan.Bukan hanya menghemat bahan bakar, imbuh Dahlan, pembangunan PLTGB ini juga akan menghemat ongkos produksi listrik. Menurutnya, penggunaan PLTGB ini akan memakan biaya produksi listrik sebesar US$ 9 sen – US$ 10 sen per kWh. Karena ketika menggunakan pembangkit yang berbahan bakar BBM, produksi listrik PLN mencapai US$ 20 sen per kWh. Namun, jika dibandingkan dengan PLTU, biaya produksi PLTGB itu lebih mahal US$ 5 hingga US$ 6 per kWh.“Yah tapi kan lebih murah daripada BBM. Kalo lebih mahal, lebih mahal sedikit sedangkan kalau lebih murah akan lebih murah sedikit,” kata Dahlan.PLN memilih mengembangkan PLTGB karena sejumlah pertimbangan. Jika membangun PLTU butuh waktu 2,5 tahun; pembangunan PLTA juga sulit karena tidak ada sumber air. Sementara itu, PLN juga kesulitan membangun pembangkit tenaga geothermal dan pembangkit angin di wilayah Indonesia Timur karena memiliki sumber geothermal dan angin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pembangunan PLTGB, PLN Hemat Energi 40%
JAKARTA. Pembangunan pembangkit listrik tenaga gasifikasi batubara (PLTGB) oleh PT PLN (Persero) akan mampu menghemat bahan bakar. Hitungannya begini. Bila PLTGB di Palu beroperasi tahun 2010, PLN akan bisa menghemat bahan bakar. Dus, pemakaian BBM akan turun dari 11,3 juta KL menjadi 9,3 juta KL; sedangkan penggunaan batubara dan gas akan naik. PLN menghitung, gas akan naik dari 202.000 BBTU menjadi 275.000 BBTU dan pemakaian batubara juga mumbul dari 21,5 juta ton menjadi 21,6 juta ton.“Dengan adanya proyek gasifikasi ini, PLN akan menghemat energi hingga 40%. Untuk teknologinya sendiri akan impor dari China, Jerman dan India,” kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan.Bukan hanya menghemat bahan bakar, imbuh Dahlan, pembangunan PLTGB ini juga akan menghemat ongkos produksi listrik. Menurutnya, penggunaan PLTGB ini akan memakan biaya produksi listrik sebesar US$ 9 sen – US$ 10 sen per kWh. Karena ketika menggunakan pembangkit yang berbahan bakar BBM, produksi listrik PLN mencapai US$ 20 sen per kWh. Namun, jika dibandingkan dengan PLTU, biaya produksi PLTGB itu lebih mahal US$ 5 hingga US$ 6 per kWh.“Yah tapi kan lebih murah daripada BBM. Kalo lebih mahal, lebih mahal sedikit sedangkan kalau lebih murah akan lebih murah sedikit,” kata Dahlan.PLN memilih mengembangkan PLTGB karena sejumlah pertimbangan. Jika membangun PLTU butuh waktu 2,5 tahun; pembangunan PLTA juga sulit karena tidak ada sumber air. Sementara itu, PLN juga kesulitan membangun pembangkit tenaga geothermal dan pembangkit angin di wilayah Indonesia Timur karena memiliki sumber geothermal dan angin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News