Pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) I dan II butuh investasi US$ 360 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah pusat merencanakan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang akan menyatukan 2.700 data center yang dibangun di empat lokasi yakni di Bekasi, Batam, Ibu kota negara baru (Kalimantan Timur) dan Labuan Bajo.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kominfo) Dedy Permadi menjelaskan, untuk melakukan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) I di Jabodetabek dan PDN II di Batam membutuhkan investasi US$ 360 juta dengan biaya operasionalisasi diperkirakan mencapai Rp 2 triliun per tahun. 

Sedangkan, pengembangan PDN III dan IV sampai saat ini masih di tahap re-assesment. “Sedang dilakukan pengembangan dokumen feasibility study, bluebook dan greebook untuk penentuan skema investasi,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (4/7).


Baca Juga: Hingga awal Juli, realisasi belanja infrastruktur mencapai Rp 53 triliun

Dedy melanjutkan, bahwa target pengguna PDN ini ialah institusi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, mengingat PDN dibangun untuk menunjang implementasi sistem Pemerintahan berbasis elektronik (SPBE/e-government) serta implementasi Satu Data Indonesia (SDI).

Jika PDN I dan II rampung, rencananya akan memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 80 petabytes dan kapasitas pemrosesan yakni 50.000 cores. Sebagai catatan petabytes merupakan ukuran besar penyimpanan informasi atau data di komputer, sedangkan cores merupakan kecepatan perhitungan berdasarkan instruksi dari program.

Lanjut Dedy, perkembangan progres pembangunan PDN di Indonesia dibagi ke dalam dua tahapan besar yakni tahap I meliputi pembangunan PDN I dan II. Pembangunan PDN I ditargetkan beroperasi pada tahun 2023 serta PDN II beroperasi pada tahun 2024. 

Sedangkan, tahap II meliputi pembangunan PDN III dan IV keduanya ditargetkan beroperasi pada tahun 2026.

Selanjutnya: Laris-manis, penjualan asuransi lewat insurtech capai Rp 811,71 miliar pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi