JAKARTA. Proyek pembangunan rumah untuk kelas menengah bawah bakal tersendat. Pasalnya, langkah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membekukan penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun 2016 akan membuat Perusahaan Umum Pembangunan Perusahaan Nasional (Perum Perumnas) memperlambat pembangunan proyek rumah dan rumah susun milik (rusunami) karena keterbatasan modal. Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas mengatakan, jika DPR dan pemerintah tidak mengabulkan permintaan PMN tahun 2016 maka Perum Perumas hanya mampu mengembangkan pembangunan rumah dan rusunami setengah dari target. Tahun 2016, Perum Perumnas akan membangun rumah dan rusunami sekitar 30.200 unit atau lebih tinggi dari target tahun ini. Rinciannya, tahun depan, Perum Perumnas akan membangun 15.000 unit rumah dan akan membangun 15.200 unit rusunami yang terdiri dari rusunami di Medan-Sumatera Utara sebanyak 2.200 unit dari enam tower, di Palembang-Sumatera Selatan sebanyak 10.000 unit dari 20 tower, serta di Cengkareng-Jakarta sebanyak 3.000 unit dari enam tower. "Kami berharap DPR mengambulkan suntikan modal dari PMN untuk memenuhi target pembangunan rumah untuk kelas menengah bawah," ujarnya kepada KONTAN, Senin (2/11). Saat ini, perusahaan memiliki modal sebesar Rp 900 miliar dengan aset Rp 4 triliun. Nah, dari modal tersebut tidak akan cukup untuk membiayai pembangunan proyek yang membutuhkan dana sekitar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Menurutnya, DPR perlu memberikan PMN kepada perusahaan berpelat merah dengan mempertimbangkan tujuan kebutuhan modal.
Pembangunan rumah murah Perumnas terhambat PMN
JAKARTA. Proyek pembangunan rumah untuk kelas menengah bawah bakal tersendat. Pasalnya, langkah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membekukan penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun 2016 akan membuat Perusahaan Umum Pembangunan Perusahaan Nasional (Perum Perumnas) memperlambat pembangunan proyek rumah dan rumah susun milik (rusunami) karena keterbatasan modal. Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas mengatakan, jika DPR dan pemerintah tidak mengabulkan permintaan PMN tahun 2016 maka Perum Perumas hanya mampu mengembangkan pembangunan rumah dan rusunami setengah dari target. Tahun 2016, Perum Perumnas akan membangun rumah dan rusunami sekitar 30.200 unit atau lebih tinggi dari target tahun ini. Rinciannya, tahun depan, Perum Perumnas akan membangun 15.000 unit rumah dan akan membangun 15.200 unit rusunami yang terdiri dari rusunami di Medan-Sumatera Utara sebanyak 2.200 unit dari enam tower, di Palembang-Sumatera Selatan sebanyak 10.000 unit dari 20 tower, serta di Cengkareng-Jakarta sebanyak 3.000 unit dari enam tower. "Kami berharap DPR mengambulkan suntikan modal dari PMN untuk memenuhi target pembangunan rumah untuk kelas menengah bawah," ujarnya kepada KONTAN, Senin (2/11). Saat ini, perusahaan memiliki modal sebesar Rp 900 miliar dengan aset Rp 4 triliun. Nah, dari modal tersebut tidak akan cukup untuk membiayai pembangunan proyek yang membutuhkan dana sekitar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Menurutnya, DPR perlu memberikan PMN kepada perusahaan berpelat merah dengan mempertimbangkan tujuan kebutuhan modal.