KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) memperkirakan, pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berpeluang mencapai sekitar 200.000 unit tahun ini. Angka tersebut lebih besar dibanding realisasi tahun lalu yang hanya berkisar 170.000 unit. Ketua Umum DPP Himpera, Endang Kawidjaja mengatakan, potensi kenaikan realisasi pembangunan rumah untuk segmen MBR didorong oleh program subsidi pemerintah. “Kalau Covid-19 membaik di 2021 harusnya (realisasi) bisa sekitar 200.000 unit. Sekitar 170.000 unit diantaranya bisa ditopang oleh anggaran FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan 30.000-nya ditopang BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan). Harusnya secara matematika itu cukup,” kata Endang kepada Kontan.co.id, Senin (1/2).
Menurut Endang, segmen rumah MBR cukup diminati oleh pengembang. Meski marjinnya tidak sebesar segmen rumah non MBR, kebutuhan rumah MBR selalu ada sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembang.
Baca Juga: Gaji maksimal Rp 8 juta, ini syarat terbaru KPR rumah subsidi pemerintah 2021 Endang mencatat, kebutuhan perumahan untuk MBR bisa mencapai di atas 200.000 per tahunnya. Hal ini tercermin misalnya pada realisasi pembangunan rumah MBR pada tahun 2018 yang mencapai sekitar 260.000 unit. Meskipun demikian, realisasi pembangunannya sempat mengalami penyusutan pada 2 tahun belakangan. Endang bilang, realisasi pembangunan rumah MBR di tahun 2019 hanya mencapai sekitar 170.000 unit lantaran anggaran FLPP yang menyusut. Realisasi di tahun 2020 sama belaka, pembangunan rumah MBR kembali mencapai sekitar 170.000 unit lantaran akses pembiayaan dari perbankan yang sulit didapat di tengah pandemi Covid-19. Pandangan serupa juga Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS),Deddy Indrasetiawan. Ia bilang, potensi pasar rumah MBR bisa mencapai 222.876 unit di tahun 2021. Potensi pasar yang besar tersebut, didorong oleh adanya dukungan anggaran subsidi dari pemerintah. Permintaan MBR sendiri menurut Deddy masih lebih besar dibanding ketersediaan pasokan MBR yang ada di pasar. “Kalau melihat
backlog permintaan masih lebih banyak dibanding ketersediaan,” kata Deddy kepada Kontan.co.id, Jumat (29/1). Melihat peluang yang ada, RBMS pun tidak ingin tinggal diam. Deddy bilang, RBMS akan berupaya memaksimalkan peluang pasar dengan metode penjualan yang telah disesuaikan dengan protokol Covid-19. Tahun ini, RBMS juga berencana membuka perumahan baru di Karawang, hanya saja Deddy belum merinci detil dari rencana tersebut. “Kunci dari semuanya adalah bagaimana (kami) bisa menyesuaikan metode penjualan sesuai dengan kondisi Covid-19 dan protokoler kesehatan yang ada. RBMS berharap dan yakin dengan keberhasilan vaksin yang dapat memulihkan perekonomian kembali,” ujar Deddy. Di tengah antusiasme pengembang, program penyaluran pembiayaan tabungan perumahan rakyat (Tapera) juga berjalan. Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Ariev Baginda Siregar mengatakan, BP Tapera berencana mulai menyalurkan pembiayaan atas sebanyak 51.000 unit rumah segmen MBR pada tahun 2021 ini. Realisasi pembiayaan tersebut rencananya dibagi dalam dua tahapan. Tahapan pertama, BP Tapera akan bekerja sama dengan Bank BTN sebagai penyalur KPR bersubsidi terbesar untuk menyalurkan pembiayaan kepada sebanyak 11.000 peserta. Hal ini dilakukan untuk memastikan sistem dan pelayanan dapat berjalan dengan baik sebelum kerja sama serupa diterapkan bersama bank-bank lain. Pada tahapan kedua, BP Tapera akan memperluas kerja sama dengan bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan beberapa bank pembangunan daerah terpilih (berdasarkan backlog terbesar) untuk menyalurkan pembiayaan kepada sebanyak 40.000 peserta sisanya. Tahapan ini rencananya mulai dijalankan pada paruh kedua tahun ini.
Rumah target penyaluran pembiayaan memiliki spesifikasi luas bangunan berkisar 21-36 m2 dan luas tanah 60-200 m2, sesuai dengan peraturan yang ada. Target penyaluran pembiayaan di tahun 2021 menyasar peserta dari kalangan ASN. “Peserta non ASN akan mulai didaftarkan mulai 2021, dengan demikian segmen peserta tersebut baru dapat menerima manfaat pada tahun 2022 karena mereka wajib menjadi peserta selama 1 tahun terlebih dahulu,” terang Ariev saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/2). Program penyaluran pembiayaan terhadap 51.000 unit rumah MBR merupakan bagian dari target RPJMN 2020-2024. Catatan saja, selama periode tersebut, BP Tapera menargetkan bisa menyalur pembiayaan atas sebanyak 500.000 unit rumah MBR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat